SOSIOLOGI PENDIDIKAN
A.
PENGERTIAN
SOSIOLOGI PENDIDIKAN
Kata
Sosiologi berasal dari kata latin socius
yang artinya teman, dan kata Yunani logos
yang berarti cerita, di ungkapkan pertama kali dalam dalam buku yang berjudul “Cours De Philosophie Positive” karangan
August Camte (1798-1857). [1]
Pada dasarnya, sosiologi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
sosiologi umum dan sosiologi khusus. Sosiologi umum menyelidiki gejala
sosio-kultural secara umum. Sedangkan Sosiologi khusus, yaitu pengkhususan dari
sosiologi umum, yaitu menyelidiki suatu aspek kehidupan sosio kultural secara
mendalam. Misalnya: sosiologi masayarakat desa, sosiologi masyarakat kota,
sosiologi agama, sosiologi hukum, sosiologi pendidikan dan sebagainya. Jadi sosiologi pendidikan
merupakan salah satu sosiologi khusus.[2]
Adapun
beberapa pengertian tentang Sosiologi Pendidikan adalah sebagai berikut:
- Sosiologi pendidikan adalah Sosiologi yang diterapkan untuk memecahkan masalah-masalah pendidikan yang fundamental.[3]
- Sosiologi Pendidikan merupakan interpensi dan aplikasi prinsip-prinsip Sosiologi terhadap salah satu pranata sosial, yaitu pendidikan. Mempelajari struktur dan proses sosial yang terjadi dalam pranata pendidikan.
- Memusatkan perhatian pada kelembagaan pendidikan sebagai sub sistem sosial yang memiliki struktur, proses-proses kegiatan, dan pola-pola interaksi yang menentukan kehidupan lembaga pendidikan.
- Ilmu yang berusaha untuk mengetahui cara-cara mengendalikan proses pendidikan untuk mengembangkan kepribadian individu agar lebih baik.
- Sosiologi khusus yang menyelediki struktur dan dinamika proses pendidikan.
- Ilmu yang membicarakan dan menjelaskan hubungan-hubungan sosial yang mempengaruhi individu untuk mendapatkan serta mengorganisasikan pengalaman.
- Mempelajari kelakuan sosial serta prinsi-prinsip untuk mengontrolnya.
- Studi komprenshif segala aspek pendidikan dari segi sosiologi yang diterapkan.
- Ilmu pengetahuan yang berusaha memecahkan masalah-masalah pendidikan dengan analisis atau pendekatan sosiologis.
- Ilmu pengetahuan yang mempelajari hubungan-hubungan antara pokok-pokok masalah antara proses pendidikan dan proses sosisal.
- Ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang proses belajar-mengajar dan mempelajari antara orang satu dengan orang lain.
- Menganalisis evolusi lembaga-lembaga pendidikan dalam hubungannya dengan perkembangan manusia, pengaruh-pengaruh lembaga pendidikan yang menentukan kepribadian sosial-sosial dari tiap-tiap individu.
- Sebagai analisis ilmiah tentang interaksi antara manusia dalam sistem pendidikan, serta hubungan antara pendidikan sebagai sebuah institusi sosial dengan institusi-institusi sosial lain.[4]
- RUANG LINGKUP SOSIOLOGI PENDIDIKAN
Adapun
ruang lingkup Sosiologi Pendidikan adalah:
1. Hubungan
sistem pendidikan dan sistem sosial lain, hubungan sekolah dengan komuniti
sekitarnya, hubungan antar manusia dalam sistem pendidikan, dan hubungan
pendidikan dengan masyarakat secara umum.
2. Pengaruh
sekolah terhadap perilaku anak didik.
3. Interksi
edukatif dalam keluarga dan lingkungan terdekat, interaksi dalam lembaga
pendidikan formal, interaksi edukatif lingkup pendidikan orang dewasa.
4. Hubungan
sistem pendidikan dengan aspek-aspek lain dalam masyarakat:
a. Fungsi
pendidikan dalam kebudayaan.
b. Hubungan
sistem pandidikan dengan proses kontrol sosial dan sistem kekuasaan.
c. Fungsi
proses pendidikan dalam proses perubahan sosial dan kultural atau usaha
mempertahankan staus quo.
d. Hubungan
pendidikan dengan sistem tingkat atau status sosial.
e. Fungsi
sistem pendidikan formal bertalian dengan kelompok rasial, kultural dsb.
5. Hubungan
antar manusia di dalam sekolah, mencakup:
a. Hakekat
kebudayaan sekolah dan perbedaannya dengan kebudayaan diluar sekolah.
b. Pola
interaksi sosial atau struktur masyarakat sekolah, yang antara lain meliputi
berbagai hubungan antara berbagai unsur disekolah, kepemimpinan dan hubungan
kekuasaan, stratifikasi sosial dan pola interksi informal sebagai terdapat
dalam clique serta kelompok-kelompok sosial lainnya.
6. Pengaruh
sekolah terhadap kelakuan dan kepribadian semua pihak di sekolah, mencakup:
a. Peranan
sosial guru-guru.
b. Hakikat
kepribadian guru.
c. Pengaruh
kepribadian guru terhadap kelakuan anak.
d. Fungsi
sekolah dalam sosialisasi murid.
7. Sekolah
dalam masyarakat, meliputi:
a. Pengaruh
masyarakat atas organisasi sekolah.
b. Analisis
proses pendidikan yang terdapat dalam sistem sosial di luar sekolah.
c. Hubungan
antara sekolah dan mesyarakat dalam pelaksanaan pendidikan.
d. Faktor-faktor
demografi dan ekologi dalam masyarakat bertalian dengan organisasi sekolah,
yang perlu untuk memahami sistem pendidikan dalam masyarakat serta integrasinya
di dalam keseluruhan kehidupan masyarakat.[5]
- SEJARAH PERKEMBANGAN SOSIOLOGI PENDIDIKAN
Sosiologi
Pendidikan berawal dari ilmu sosiologi umum atau sosiologi micro (micro
sociology) yang muncul pada abad ke-18. Ilmu sosiologi mulai melepaskan diri
dari ilmu filsafat dan berdiri sendiri sejak abad ke -19. Istilah sosiologi
pertama kali digunakan oleh August Comte (1798-1857) dalam bukunya Cour de phillosophie positive.
Pada
awalnya sosiologi berada dalam ilmu filsafat yang dipandang sebagai
satu-satunya ilmu untuk pengetahuan umum. Namun, ketika ada masalah yang
terdapat dalam masyarakat yang ternyata tidak bisa dipecahkan dalam ilmu
filsafat maupun ilmu-ilmu lainnya, maka kebiasaan untuk memisahkan sosiologi
dari ilmu lainnya tampak dan terasa pada masa Revolusi di Eropa yang mengganas
dalam Revolusi Prancis (1789-1799).[6]
Pada
abad ke-19 ahli-ahli sosiologi menyumbangkan pemikiran-pemikirannya untuk
mempermudah pendidikan, maka lahirlah disiplin ilmu baru yang disebut sosiologi
pendidikan.
Ditinjau
dari perspektif sebab lahirnya sosiologi pendidikan adalah dikarenakan adanya
perkembangan masyarakat yang cepat dan berakibat pada merosotnya peran
pendidik, dan perubahan interaksi antarmanusia. Dikarenakan manusia tumbuh dan
berkembang bukan disekolah melainkan di mmasyarakat.[7]
Pelopor
sosiologi pendidikan, dalam artian yang formal, adalah John Dewey dengan
bukunya yang berjudul School and Society
yang terbit pada tahun 1899, dalam mana beliau menekankan pendapatnya mengenai
sekolah sebagai institusi sosial. Pada waktu itu beberapa ahli ilmu pendidikan
dan sosiologi menekankan pentingnya peranan sosiologi bagi pendidikan.
Tokoh-tokoh
seperti misalnya: A.W Small, E.A Kirkpatrick, C.A Ellwood, Alvin Good dan S.T
Dutton mempersoalkan betapa pentingnya menghubungkan pendidikan dan pengalaman
anak dalam keluargan dan masyarakat. Sekali lagi, terbitnya karya John Dewwey
yang sangat terkenal adalah Democracy ana
Education pada tahun 1916, lebih mendorong timbulnya sosioogi pendidikan.
Dalam tahun 1920-an F.R Clow, David Snedden, Ross Finney, C.C Peters, C.L
Robins, E.R Groves dan lain-lain meneruskan jalan pikiran tersebut di atas dan
menekankan pentingnya nilai sosial pendidikan.
Kuliah
sosiologi pendidikan pertama kali diberikan Oleh Henry Suzzalo pada tahun 1910
di Teachers College. Universitas Columbia. Tetapi pada tahun 1917 terbit
textbook sosiologi pendidikan yang pertama kali karya Walter R. Smith dengan
judul Introduction to Educational
Sociology. Pada tahun 1916 di Universitas New York dan Columbia didirikan
jurusan Sosiologi Pendidikan. Himpunan untuk sosiologi pendidikan dibentuk pada
kongres himpunan soisologi Amerika pada tahun 1923. Sejak tahun itu diterbitkan
buku tahunan sosiologi pendidikan. Pada tahun 1928 terbitlah The Journal of Education Sociology di
bawah pimpinan E. George Payne. Majalah Socioal
Education mulai terbit dalam tahun
1936. Sejak tahun 1940 dalam review of
education serch dimuat pula artikel-artikel yang mempunyai hubungan dengan
sosiologi pendidikan. [8]
Perkembangan
sosiologi pendidikan di inggris telah dimulai dengan diangkatnya Sir Fred
Clarke sebagai Direktur London Uiversity Institute of Education, 1937. Clarke
menyadari kontribusi yang mungkin dan dapat diberikan sosiologi kepada
perkembangan pemikiran pendidikan. Terutama Clarke, begitu yakin bahwa
pendidikan harus direncanakan sebagaimana terdapat pada bukunya yang berjudul
Education and Social Change. Begitu juga, Mannheim menetap dilondon dan menjadi
dosen sosiologi pada Fakultas Ekonomi london. Seperti halnya Durkheim, Mannheim
juga sangat tertarik pada dunia sosiologi, dan dia memasuki dunia pendidikan
sebagai seorang ahli sosiologi. Akibatnya dia melihat pendidikan sebagai
seorang ahli sosiologi. Akibatnya dia melihat pendidikan sebagai salah satu
elemen dinamis dalam sosiologi. Merupakan suatu teknik sosial, dan alat
pengendalian sosial. Dalam hal ini Mannheim mengatakan “ ahli sosiologi tidak
memandang pendidikan semata-mata sebagai alat merealisasikan cita-cita abstrak
suatu kebudayaan (seperti humanisme) atau sebagai alat pengalih spesialisasi
teknis, tetapi sebagai suatu bagian dalam proses mempengaruhi manusia.
Pendidikan hanya dapat dipahami dengan mengetahui untuk masyarakat apa dan
untuk posisi sosial apa sesunggunya murid-mrid mendidik,”
Selama
tahun 1943-1945, London University Institute of Education menyelegarakan
sejumlah konferensi mengenai sosiologi dan pendidikan pada koferensi-koferensi
dimaksud. Mannhmein dan Clarke sama-sama memberikan andil yang berarti. Selama
beberapa tahun sisanya dekade itu, muncul begitu banyak buku-buku pendidikan
yang berpijak dan diwarnai sudut pandang sosiologi. Pada 1945, setelah setahun
wafatnya Mannheim Clarke menerbitkan bukunya itu, secara lebih jauh
dikembangkan tema prencanaan itu yag diperbandingkan dengan masyarakat
pendidikan zaman plato. Suatu yang diperbandingkan dengan masyarakat pendidikan
(lembaga pendidikan), menurut Clarke tujuan pokoknya untuk mencetak corak warga
negara ke arah yang lebih baik. Untuk itu masyarakt pendidikan perlu sadar
mengarakan sejumlah aktivitasnya dan mengorganisasikan sejumlah departemenya,
sebagai suatu pandangan guna mengembangkan corak dan watak warga negara.
Di
indonesia, pada 1967, sosiologi pendidikan diberikan pertama kali di IKIP Negeri
Yokyakarta Jurusan Didaktik Kurikulum. Ditinjau dari usianya, lapangan
penelitiannya serta struktur dan prosesnya, sosiologi pendidikan merupakan
displin yang masih sangta mudah. Ilmu ini makin lama makin berkembang menuju
kepada statusnya yang lebih pasti dan memiliki lapangan penelitian tersendiri.[9]
- TUJUAN DAN KEGUNAAN SOSIOLOGI PENDIDIKAN
Ada
beberapa konsep tentang tujuan sosiologi pendidikan antara lain:
1.
Sosiologi
Pendidikan sebagai proses analisisi sosialisasi
Di
antara ahli sosiologi pendidikan beranggapan bahwa seluruh proses sosiologi
anak-anak merupakan pusat perhatian bidang studi. Mereka mengutamakan proses
bagaiman kelompok-kelompok sosial mempengaruhi kelakuan individu. Francis Brown
antara lain mengemukakan bahwa “sosiologi pendidikan memperhatikan pengaruh
keseluruhan lingkungan budaya sebagai tempat dan cara individu memperoleh dan
mengorganisasikan pengalamannya”.
2.
Sosiologi Pendidikan sebagai analisis kedudukan
pendidikan dalam masyarakat
L.A.
Cook mengutamakan fungsi lembaga pendidikan dalam masyarakat dan menganalisis
hubugan sosial antara sekolah dengan bebagai aspek masyarakat. Penaganut konsep
ini misalnya menyelidiki hubungan antara masyarakat perdesaan atau lingkungan
tertentu dikota dengan sekolah rendah dan menegah.
3.
Sosiologi
pendidikan sebagai analisis interaksi sosial disekolah dan antara sekolah dan
masyarakat
Disini
diusahkan menganalisis pola-pola interaksi sosial dan peranan sosial dalam
masyarakat sekolah dan hubungan orang-orang didalam sekolah dan
kelompok-kelompok diluar sekolah.
4.
Sosiologi
pendidikan sebagai alat kemajuan dan perkembangan sosial
Pendidikan
merupakan alat untuk mencapai kemajuan sosial. Sekolah dapat dijadikan alat
kontrol sosial yang membawa kebudayaan kepuncak yang setinggi-tingginya.
5.
Sosiologi
pendidikan sebagai dasar untuk menentukan tujuan pendidikan
Sejumlah
ahli memandang sosiologi pendidikan sebagai alat untuk menganalisis tujuan
pendidikan secara obyektif mereka mencoba mencapai suatu filsafat pendidikan
berdasarkan analisis masyarakat dan kebutuhan manusia.
6. Sosiologi
pendidikan sebagai sosiologi terapan
Sejumlah
ahli merumuskan sosiologi pendidikan sebagai aplikasi sosilogi terhadapat
masalah-masalah pendidikan.
7. Sosiologi
pendidikan sebagai latiahan sebagai petugas pendidikan.
Menurut
F.G. Robins dan Brown dengan sosiologi pendidikan dimaksud ilu yang
membicarakan dan menjelaskan hubungan-hubungan sosial yang mempengaruhi
individu untuk mendapatkan serta mengorganisasi pengalamanya.[10]
Adapun
tujuan sosiologi pendidikan di Indonesia adalah:
1. Berusaha
memahami peranan sosiologi daripada kegiatan sekolah terhadap masyarakat,
terutama apabila sekolah ditinjau dari segi kegiatan intelektual. Dengan
begitu, sekolah harus bisa menjadi suri teladan di dalam masyarakat sekitarnya
dan lebih luas lagi, atau dengan singkat mengadakan sosialisasi inttelektual
untuk memajukan kehidupan didalam masyarakat.
2. Untuk
memahami seberapa jauhkah guru dapat membina kegiatan sosial anak didiknya
untuk mengembangkan keperibadian anak.
3. Untuk
mengetahui pembinaan ideologi pancasila dan kebudayaan nasional indonesia
dilingkungan pendidikan dan pengajaran.
4. Untuk
mengadakan integrasi kurikulum pendidikan dengan masyarakat disekitarnya agar
pendidikan mempunyai kegunaan praktis didalam masyarakat dan negara seluruhnya.
5. Untuk
menyelidiki faktor-faktor kekuatan masyarakat, yang bisa menstimulus
pertumbuhan dan perkembangan kepribadian anak.
6. Memberi
sumbangan yang positif terhadap perkembangan ilmu pendidikan.
7. Memberi
pegangan terhadap penggunaan prinsip-prinsip sosiologi untuk mengadakan
sosiologi prilaku dan kepribadian anak didik.[11]
Kegunaan
Sosiologi Pendidikan adalah memberikan gambaran atau pengertian tentang
berbagai problem pendidikan, asal-usul atau sumber terjadinya problem dalam pendidikan.[12]
Sosiologi
Pendidikan berguna memberi penjelasan pada problem pendidikan yang terjadi, dan bagaimana solusi untuk mengatasi
segala problem pendidikan yang bersifat
buruk. Sosiologi pendidikan pada dasarnya untuk mempercepat dan meningkatkan
pencapaian tujuan pendidikan secara keseluruhan.
KESIMPULAN
Sosiologi
pendidikan adalah Sosiologi yang diterapkan untuk memecahkan masalah-masalah
pendidikan yang fundamental.
Ruang
lingkup Sosiologi Pendidikan meliputi:
Hubungan sistem pendidikan dan sistem sosial, pengaruh sekolah terhadap
perilaku anak didik, interksi edukatif dalam keluarga dan lingkungan terdekat,
pengaruh sekolah terhadap perilaku anak didik, hubungan sistem pendidikan
dengan aspek-aspek lain dalam masyarakat, hubungan antar manusia di dalam
sekolah, pengaruh sekolah terhadap kelakuan dan kepribadian semua pihak di
sekolah, sekolah dalam masyarakat.
Sosiologi
Pendidikan berawal dari ilmu sosiologi umum atau sosiologi micro (micro
sociology) yang muncul pada abad ke-18. Ilmu sosiologi mulai melepaskan diri
dari ilmu filsafat dan berdiri sendiri sejak abad ke -19. Istilah sosiologi
pertama kali digunakan oleh August Comte (1798-1857) dalam bukunya Cour de phillosophie positive.
Kuliah
sosiologi pendidikan pertama kali diberikan Oleh Henry Suzzalo pada tahun 1910 di
Teachers College. Universitas Columbia, Di indonesia, pada 197, sosiologi
pendidikan diberikan pertama kali di IKIP Negeri Yokyakarta Jurusan Didaktik
Kurikulum.
Tujuan
sosiologi pendidikan meliputi: Sosiologi Pendidikan sebagai proses analisisi
sosialisasi, Sosiologi Pendidikan
sebagai analisis kedudukan pendidikan dalam masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Idi,
Abdullah , 2011, Sosiologi Pendidikan,
Jakarta: Raja Wali Pers
M Setiadi, Elly dkk, 2011, Pengantar Sosiologi, Jakarta: Kencana Prenada Media Group
Nasution, S, 1999, Sosiologi Pendidikan, Bumi Aksara: Jakarta
Karoma dkk, 2009, Sosiologi Pendidikan, Palembang: IAIN Raden Fatah Pers
Vembriarto, ST, 1987, Sosiologi Pendidikan, Yogyakarta: Paramita
[1] Elly M Setiadi dkk, Pengantar Sosiologi, (Jakarta: Kencana
Prenada Media Group, 2011) hal. 1-2
[3] ST Vembriarto, Sosiologi Pendidikan, ( Yogyakarta:
Paramita, 1987) hal. 2
[4] Karoma dkk, Sosiologi Pendidikan, (Palembang: IAIN
Raden Fatah Pers, 2009) hal. 13-15
[5] Karoma dkk, Ibid., hal. 15-16
[6] Abdullah Idi, Sosiologi Pendidikan, (Jakarta: Raja
Wali Pers, 2011) hal. 6-7
[7] Abdullah Idi, Sosiologi Pendidikan, (Jakarta: Rajawali
Pers, 2011). Hal. 9
[8] ST Vembriarto, Op. Cit., hal. 8-10
[9] Abdullah Idi, Op. Cit., hal. 11-18
[10] S. Nasution, Sosiologi Pendidikan, (Bumi Aksara:
Jakarta, 1999) hal. 2-4
[11] Abdullah Idi, Op. Cit., hal. 22-23
tanks artikelnya
BalasHapussama-sama semoga bermanfaat
Hapus