Senin, 27 Agustus 2012

PEMIKIRAN MODERN DALAM ISLAM (Turki Muda)


  1. Latar belakang Berdirinya Turki Muda
Sultan Abdul Hamid setelah dibubarkannya parlemen dan hancurnya gerakan Usmani Muda terus memerinyah dengan kekuasaannya dengan absolute. Kebebasan berbicara dan menulis tidak ada. Dalam menentang lawan ia memakai kekerasan, sehingga pengaranpengarang yang memberikan sifat tirani kepadanya, yamg menyokong sultan dalam pemerinthan  absolute dan kekerasan hanya beberapa pembesar kerajaan Usmani saja.
            Rasa tidak senang timbul bukan hanya dikalangan intelegensia saja, tetapi juga golongan pegawai sipil dan kemudian juga dikalangan kaum militer. Bahakn di perguruabn-perguruan tinggi rasa tidak sengang itu  juga kelihatan meluap keluar.
            Dalam suasana seperti itulah timbul gerakan-gerakan oposisi terhadap pemerintahan absolute sultan abdul hamid. Sebagai halnya dimasa lampau dengan sultan abdul aziz. Oposisi dilakangan perguruan tinggi, mengambil bentuk perkumpulan rahasia. Dikalangan intelegensia pemimpin-pemimpinnya lari keluar negeri dan disana melanjutkan oposisi mereka. Gerakan dikalangan militer  menjelma bentuk komite-komite rahasia. Oposisi yang berbagai kelompok inilah yang kemudian dikenal dengan Turki Muda. [1]
  1. Periode Turki Muda 
Ide perjuangan Turki Muda, antara lain dikemukakan oleh tiga pemimpin, Ahmed Riza (1859-1931), Mehmed Murad (1853-1912), dan Pangeran Sabahuddin (1877-1948).
Ahmed Riza adalah seorang bekas anggota parlemen pertama bernama injiliz ali. Di masa mudanya Ahmed Riza pernah berkunjung ke desa-desa di Turki dan kemelaratan yang di derita kaum petani menusuk hatinya. Ia pernah bertekad akan melanjutkan studi di sekolah pertanian untuk kelak dapat bekerja dan berusaha mengubah nasib kaum petani yang malang itu. Studi mengenal pertanian dilanjutkan di Paris. Selama di Prancis Ahmed Riza banyak membaca buku. Oleh karena itu ia berpendapat jalan yang harius ditempuh untuk menyelamatkan kerajaan Usmani dari keruntuhan ialah pendidikan positif dan bukan teologi atau metafisika.[2]
Adanya dan terlaksananya program pendidikan yang baik berhajat pada pemerintahan konstitusional. Pemerintahan konstitusional tidak bertentangan dengan Islam, karena dalam Islam terdapat ajaran musyawarah dan musyawarah adalah dasar pemerintahan konstitusional. System musyawakrah dijalankan bukan hanya oleh Nabi Muhammad saw tetapi juga oleh Abu Bakar, Umar dan khalifah-khalifah lain. Dalam memorandum yang ia diterbitkan di Eropa Ahmed Riza mengajak sultan Abdul Hamid supaya mengubah sikap dan politik, dan menghidupkan pemerintahan kostitusioanal agar pecahnya revolusi di kerajaan Usmani dapat di elakan.
Pangeran Sabahuddin dari pihak bapak adalah salah seorang cucu dari Sultan Mahmud II dan dari pihak ibu adalah keponakan Sultan Abdul Hamid. Ibunya bersaudara dengan Sultan. Sabahuddin ikut lari dengan ibu bapaknya menjauhkan diri dari kekuasaan Abdul Hamid. Mereka pergi ke Eropa.
Di paris Sabahuddin dipengaruhi oleh pemkiran-pemikiran dalam bidang sosiologi dan problema yang dihadapi oleh kerajaan Usmani ia ditinjau dari sudut sosiologi. Yang diperlukan ialah perubahan sosial, dan bukan penggantian Sultan. Masyarakat Turki sebagai masyarakat timur lainnya mempunyai corak kolektif dan masyarakat kolektif tidak mudah berubah dan menuju kemajuan. Dalam masyarakat kolektif orang tidak bisa percaya pada diri sendiri dan oleh karena itu tidak dapat berdiri sendiri, tetapi senantiasa bergantung pada kelompoknya, baik kelompok itu berbentuk keluarga maupun suku bangsa, pemerintahan dan sebagainya. Masyarakat yang dapat maju ialah masyarakat yang anggotanya tidak banyak tergantung pada orang lain, tetapi sanggup berdiri sendiri dan berusaha sebdiri untuk mengubah keadaannya.
Selama masyarakat turki masi bersifat kolektif, sultan tetap mempunyai kekuasaan absolut. Sebagai jalan sementara dalam megatasi kekuasaan absolute itu, yaitu sebelum corak masyarakat Turki berubah, ia menganjurkan supaya diadakan desentralisasi dalam bidang pemerintahan. Daerah-daerah di beri otonomi dan system otonomi itu sebaiknya dilaksanakan sampai tingkat desa.
Jalan yang ampuh unutk mengubah sifat masyarakat dari kolektif menjadi individual adalah pendidikan. Rakyat turki harus di didik atau dilatih dapat berdiri sendiri untuk mengubah nasibnya. Salah satu jalan lain lagi ialah mengubah system hak milik dan kolektif menjadi system hak milik pribadi. Dengan demikian anggota masyarakat tidak banyak lagi bergantung pada kelompok-kelompoknya.
Pangeran Sabahuddin juga menerbitkan majalahnya sendiri yang diberinya nama Tarekki (kemajuan).
Pemikir ketiga, Mehmed Murad berasal dari kaukus dan lari ke Istanbul di tahun 1873 setelah gagalnya pemberontakan Syaikh Syamil didaerah itu. Ia belajar dirusia dan disanalah ia berjumpah dengan ide-ide barat, tetapi ajaran-ajaran islam masih mempunyai pengaruh besar terhadap perkembangan pemikiranya. Ia mencoba member nasehat kepada sultan agar diadakan perubahan-perubahan dalam system pemerintahan, tetapi ditolak dan akhirnya ia juga terpaksa lari keeropa. Sebagai Ahmed Riza dan sabahuddin, ia juga menerbitkan majala dengan nama Mizan (Timbagan).
Mehmed Murad mempunyai paham pan-islam. Ia melihat bahwa salah satu sebab bagi kelemahan kerajaan Usmani adalah renganganya hubugan istabul dengan daerah-daerah lain, terutama yang beradaa dibawah kekuasaan Turki. Ia ingin menghidupkan kembali rasa saling percaya antara pemerintahan pusat dan daerah.
Sesungguhnya ada perbedaan pandangan dan politik anatar ketiga pemuka diatas beserta pengikut masing-masing, mereka sepakat untuk menguligkan sultan Abdul Hamid. Keputusan ini diambil setelah diadakan dua kali konferensi dieropa, yang terakhir pada tahun 1907 diparis.
Dalam pada itu ditanah air itu ssendiri gerakan digologan militer dengan komite-komite atau sel-sel  rahasia mereka, mulai meningkat. Di damaskus terdapat komite tanah iar dan kemerdekan yang mempunyai cabang-cabang antara lain di Yaffa dan di Yerusalem. Mustafa Kemmal yang kemudian dikenal dengan panggilan atturk, adalah salah satu pemimpinnya. Komite atau sel serupa berdiri di tempat-tempat lain sepert Salonika, Masedonia dan Edirne. Tetapi yang termasyhur  di antara semua itu adalah ittihad ve   Terekki (Perkumpulan Persatuan dan Kemajuan).
Di tahun 1908 Bataliyon III yang berada di Masedonia dan Bataliyon II di Edirne mulai berontak. Tentara di Salonika, Monastiri dan Anatolia turut pula berontak. Di antara perwira-perwira tinggi yang turut memegang pimpinan pemberontakan terdapat Enver Bey dan Ahmed Niyazi. Dalam suasana demikian perkumpulan persatuan dan kemajuan muncul ke depan dengan terang-terangan, dan menuntut dihidupkan kembali kontitusi 1876. Dalam pada itu diambil keputusan akan menggulingkan sultan abdul hamid dan seribu tentara menyerbu Istanbul. Terhadap ancaman yang demikian sultan abdul hamid mengambil keputusan menghidupkan kembali konstitusi 1876 untuk menyelamatkan kedudukanya sebgai sultan.
Pemilihan umum diadakan dan terbentuklah parlemen baru. Sebagai ketua dipilih Ahmed Riza dari perkumpulan persatuan dan kemajuan. Turki muda, dengan berhasilnya pemberontakan mereka terhadap kekuatan absolut sultan Abdul Hamid, turut memegang kekuasaan. Didalam parlemen terdapat dua fraksi, fraksi liberal yang menghendaki desentralisasi dan pemerintahan otonomi bagi daerah-daerah. Dengan politik ini mereka bermaksud untuk dapat mempertahankan utuhnya kesatuan Kerajaan Usmani. Fraksi yang satu lagi ingin mempertahankan sentralisasi dengan unsure Turki sebagai pemegang kekuasaan pusat. Fraksi ini dipengaruhi ole hide nasionalisme.
Di daerah pusat sendiri, rakyat masih banyak yang setia kepada sultan, sebagai Khalifah dan Sultan Abdul Hamid juga tidak tinggal diam. Dari golongan ulama dan tarekat Bektasyi. Timbul pula kritik terhadap politik pembaharuan Turki Muda yang banyak dipengaruhi pemikiran-pemikiran barat. Mereka membentuk suatu organisasi yang bernama persatuan Islam dibawah pimpinan Vahdeti Murad Bey. Tujuannya ialah membela syariat yang menurut mereka telah mulai di abaikan dan di indahkan oleh golongan Turki Muda. Di daerah-daerah bukan Turki mulai pula muncul perasaan nasionalisme.
Kedudukan pemerintahan Turki Muda memang tidak kuat dan kesempatan ini dipakai Sultan Abdul Hamid untuk mengembalikan kekuasaannya. Tetapi Enver Pasya dengan Batalyon III masuk Istambul dan merampas kekuasaan. Sultan Abdul Hamid dijatuhkan pada tahun 1909 dan diganti oleh saudarnya, Sultan Mehmed V.
Di tahun 1912 diadakan pemilihan baru dan kali perkumpulan persatuan dan kemajuan (Ittihad ve terekki) memperoleh kemenangan besar. Parlemen mereka kuasai dan kantor pusat organisasi pun yang selam ini di Salonika mereka pindahkan ke Istambul. Setahun kemudian golongan militer dari perkumpulan persatuan dan kemajuan (Ittihad ve terekki). Menggantikan golongan politisi dalam menguasai pemerintahan. Kekuasaan terletak di tangan tiga serangkai: Enver pasya, Talat Pasya dan Jemal Pasya.
Enver Pasya dalah tamatan dari pergururn tinggi militer, dan kemudian pernah menjadi atase militer di Berlin dan Menteri Pertahanan. Jemal Pasya juga bersekolah di pergururan tinggi militer, pernah menjadi panglima daerah Syria, Gubernur militer Istambul dan Menteri Angkatan Laut. Talat Pasya pada mulanya adalah pegawai dikantor telegraf erdine, kemudian menjadi sekretaris jawatan pos dan telegraf disalonika. Selanjutnya ia menjadi Menteri dalam Negeri dan kemudian Perdana Mentri.
Dalam lapangan pembaharuan, perkumpulan persatuan dan kemajuan membawa perubahan-perubahan dalam bidang administrasi yang kemudian menjadi kerangka bagi pemerintahan local dan daerah dari Turki zaman sekarang. Adminnistrasi kota Istambul juga mengalami pembaharuan. Transport umum diadakan, demikian pula Brigade Kebakaran. Organisasi kekuatan polisi disesuaikan dengan kebutuhan zaman Modern.
Dalam bidang ekonomi langkah-langkah yang mengarah kepada Ekonomi nasional di ambil atas inisiatif pemimpin-pemimpin perkumpulan Persatuan dan Kemajuan. Perdagangan yang umumnya diadakan di tangan orang asing mulai berpindahan ke tangan orang-orang Turki.
Pendidikan mendapat perhatian khusus. Sekolah-sekolah dasar menengah baru didirikan untuk mengatasi kebutuhan pada tenaga guru dibuka pula sekolah-sekolah guru.Universitas Istambul. Diperbaharui organisasinya. Pintu sekolah-sekolah sampai Universitas dibuka bagi kaum wanita dan munculah dokter-dokter, hakim-hakim dan sebagainya dikalangan wanita Turki.
Pakaian pun mengalami perubahan. Bukan kaum pria saja bahkan kaum wanita turki juga mulai memakai pakaian eropa. Makamah syariat diletakan dibawah kementerian kehakiman dan undang-undang perkawinan baru lebih menguntungkan bagi kaum wanita diadakan. Dalam undang-undang baru itu, mereka umpamanya diberi hak cerai.
Dalam bidang publikasi kemajuan cepat diperoleh, surat-surat kabar dicetak sampai mencapai 60 ribu kopi, karena jumlah pembaca bertambah besar, majalah-majalah baru timbul dibidang sastra.[3]
Dengan bertambah banyaknya surat kabar dan majalah yang ditebitkan dan dibaca oleh rakyat turki, ide-ide barat makin bertambah dikenal oleh masyarakat dan makin bertambah besar pengarunya kepada golongan terpelajar di Turki.














KESIMPULAN

Usmani Muda pada asalnya merupakan perkumpulan rahasia yang didirikan di tahun 1867 dengan tujuan mengubah pemerintahan absolut kerajaan Usmani menjadi pemerintahan konstitusional. Pemikir terkemuka Usmani muda adalah Namik Kemal (1840-188). Yang dikehendaki Namik Kemal adalah pemerintahan demokrasi dan pemerintahan serupa ini menurut pendapatnya tidak bertentangan dengan ajaran Islam. Di antara ide-ide yang lain yang dibawa Namik Kemal terdapat cinta tanah air. Tanah air yang dimaksud  ahli piker itru bukanlah tanah air Turki, tetapi seluruh daerah kerajaan Usmani
Ide perjuangan Turki Muda, antara lain dikemukakan oleh tiga pemimpin, Ahmed Riza (1859-1931), Mehmed Murad (1853-1912), dan Pangeran Sabahuddin (1877-1948).
Kedudukan pemerintahan Turki Muda memang tidak kuat dan kesempatan ini dipakai Sultan Abdul Hamid untuk mengembalikan kekuasaannya. Tetapi Enver Pasya dengan Batalyon III masuk Istambul dan merampas kekuasaan. Sultan Abdul Hamid dijatuhkan pada tahun 1909 dan diganti oleh saudarnya, Sultan Mehmed V.
Di tahun 1912 diadakan pemilihan baru dan kali perkumpulan persatuan dan kemajuan (Ittihad ve terekki) memperoleh kemenangan besar.
Dalam lapangan pembaharuan, perkumpulan persatuan dan kemajuan membawa perubahan-perubahan dalam bidang administrasi, ekonomi, pendidikan, pakaian, publikasi.



DAFTAR PUSTAKA

Hamid Abdul, 2010, Pemikiran Modern dalam Islam, Bandung: Pustaka Setia
            Hamka, 2005, Sejarah Umat Islam, Singapura: Pustaka Nasional
            Martini Eka, 2011, Pemikiran Modern dalam Islam, Palembang: IAIN Raden Fatah
            Nasution Harun, 2003, Pembahauan dalam Islam Sejarah Pemikiran dan Gerakan, Jakarta: Bulan dan Bintang


                [1] Abdul Hamid, ibid., hlm. 162                                                                            
[2] Hamka, Sejarah Umat Islam, (Singapura: Pustaka Nasional Pte Ltd, 2005), hlm. 95
[3] Harun Nasution, op. cit., hlm 111-118

Tidak ada komentar:

Posting Komentar