- Latar belakang Berdirinya Turki Muda
Sultan
Abdul Hamid setelah dibubarkannya parlemen dan hancurnya gerakan Usmani Muda
terus memerinyah dengan kekuasaannya dengan absolute. Kebebasan berbicara dan
menulis tidak ada. Dalam menentang lawan ia memakai kekerasan, sehingga
pengaranpengarang yang memberikan sifat tirani kepadanya, yamg menyokong sultan
dalam pemerinthan absolute dan kekerasan
hanya beberapa pembesar kerajaan Usmani saja.
Rasa tidak senang timbul bukan hanya
dikalangan intelegensia saja, tetapi juga golongan pegawai sipil dan kemudian
juga dikalangan kaum militer. Bahakn di perguruabn-perguruan tinggi rasa tidak
sengang itu juga kelihatan meluap
keluar.
Dalam suasana seperti itulah timbul
gerakan-gerakan oposisi terhadap pemerintahan absolute sultan abdul hamid.
Sebagai halnya dimasa lampau dengan sultan abdul aziz. Oposisi dilakangan
perguruan tinggi, mengambil bentuk perkumpulan rahasia. Dikalangan intelegensia
pemimpin-pemimpinnya lari keluar negeri dan disana melanjutkan oposisi mereka.
Gerakan dikalangan militer menjelma
bentuk komite-komite rahasia. Oposisi yang berbagai kelompok inilah yang
kemudian dikenal dengan Turki Muda. [1]
- Periode Turki Muda
Ide
perjuangan Turki Muda, antara lain dikemukakan oleh tiga pemimpin, Ahmed Riza
(1859-1931), Mehmed Murad (1853-1912), dan Pangeran Sabahuddin (1877-1948).
Ahmed
Riza adalah seorang bekas anggota parlemen pertama bernama injiliz ali. Di masa
mudanya Ahmed Riza pernah berkunjung ke desa-desa di Turki dan kemelaratan yang
di derita kaum petani menusuk hatinya. Ia pernah bertekad akan melanjutkan
studi di sekolah pertanian untuk kelak dapat bekerja dan berusaha mengubah
nasib kaum petani yang malang itu. Studi mengenal pertanian dilanjutkan di
Paris. Selama di Prancis Ahmed Riza banyak membaca buku. Oleh karena itu ia
berpendapat jalan yang harius ditempuh untuk menyelamatkan kerajaan Usmani dari
keruntuhan ialah pendidikan positif dan bukan teologi atau metafisika.[2]
Adanya
dan terlaksananya program pendidikan yang baik berhajat pada pemerintahan
konstitusional. Pemerintahan konstitusional tidak bertentangan dengan Islam,
karena dalam Islam terdapat ajaran musyawarah dan musyawarah adalah dasar
pemerintahan konstitusional. System musyawakrah dijalankan bukan hanya oleh
Nabi Muhammad saw tetapi juga oleh Abu Bakar, Umar dan khalifah-khalifah lain.
Dalam memorandum yang ia diterbitkan di Eropa Ahmed Riza mengajak sultan Abdul
Hamid supaya mengubah sikap dan politik, dan menghidupkan pemerintahan
kostitusioanal agar pecahnya revolusi di kerajaan Usmani dapat di elakan.
Pangeran
Sabahuddin dari pihak bapak adalah salah seorang cucu dari Sultan Mahmud II dan
dari pihak ibu adalah keponakan Sultan Abdul Hamid. Ibunya bersaudara dengan
Sultan. Sabahuddin ikut lari dengan ibu bapaknya menjauhkan diri dari kekuasaan
Abdul Hamid. Mereka pergi ke Eropa.
Di
paris Sabahuddin dipengaruhi oleh pemkiran-pemikiran dalam bidang sosiologi dan
problema yang dihadapi oleh kerajaan Usmani ia ditinjau dari sudut sosiologi.
Yang diperlukan ialah perubahan sosial, dan bukan penggantian Sultan. Masyarakat
Turki sebagai masyarakat timur lainnya mempunyai corak kolektif dan masyarakat
kolektif tidak mudah berubah dan menuju kemajuan. Dalam masyarakat kolektif
orang tidak bisa percaya pada diri sendiri dan oleh karena itu tidak dapat
berdiri sendiri, tetapi senantiasa bergantung pada kelompoknya, baik kelompok
itu berbentuk keluarga maupun suku bangsa, pemerintahan dan sebagainya.
Masyarakat yang dapat maju ialah masyarakat yang anggotanya tidak banyak
tergantung pada orang lain, tetapi sanggup berdiri sendiri dan berusaha sebdiri
untuk mengubah keadaannya.
Selama
masyarakat turki masi bersifat kolektif, sultan tetap mempunyai kekuasaan
absolut. Sebagai jalan sementara dalam megatasi kekuasaan absolute itu, yaitu
sebelum corak masyarakat Turki berubah, ia menganjurkan supaya diadakan
desentralisasi dalam bidang pemerintahan. Daerah-daerah di beri otonomi dan
system otonomi itu sebaiknya dilaksanakan sampai tingkat desa.
Jalan
yang ampuh unutk mengubah sifat masyarakat dari kolektif menjadi individual
adalah pendidikan. Rakyat turki harus di didik atau dilatih dapat berdiri
sendiri untuk mengubah nasibnya. Salah satu jalan lain lagi ialah mengubah
system hak milik dan kolektif menjadi system hak milik pribadi. Dengan demikian
anggota masyarakat tidak banyak lagi bergantung pada kelompok-kelompoknya.
Pangeran
Sabahuddin juga menerbitkan majalahnya sendiri yang diberinya nama Tarekki
(kemajuan).
Pemikir
ketiga, Mehmed Murad berasal dari kaukus dan lari ke Istanbul di tahun 1873
setelah gagalnya pemberontakan Syaikh Syamil didaerah itu. Ia belajar dirusia
dan disanalah ia berjumpah dengan ide-ide barat, tetapi ajaran-ajaran islam
masih mempunyai pengaruh besar terhadap perkembangan pemikiranya. Ia mencoba
member nasehat kepada sultan agar diadakan perubahan-perubahan dalam system
pemerintahan, tetapi ditolak dan akhirnya ia juga terpaksa lari keeropa.
Sebagai Ahmed Riza dan sabahuddin, ia juga menerbitkan majala dengan nama Mizan
(Timbagan).
Mehmed
Murad mempunyai paham pan-islam. Ia melihat bahwa salah satu sebab bagi
kelemahan kerajaan Usmani adalah renganganya hubugan istabul dengan
daerah-daerah lain, terutama yang beradaa dibawah kekuasaan Turki. Ia ingin
menghidupkan kembali rasa saling percaya antara pemerintahan pusat dan daerah.
Sesungguhnya
ada perbedaan pandangan dan politik anatar ketiga pemuka diatas beserta
pengikut masing-masing, mereka sepakat untuk menguligkan sultan Abdul Hamid.
Keputusan ini diambil setelah diadakan dua kali konferensi dieropa, yang
terakhir pada tahun 1907 diparis.
Dalam
pada itu ditanah air itu ssendiri gerakan digologan militer dengan
komite-komite atau sel-sel rahasia
mereka, mulai meningkat. Di damaskus terdapat komite tanah iar dan kemerdekan
yang mempunyai cabang-cabang antara lain di Yaffa dan di Yerusalem. Mustafa
Kemmal yang kemudian dikenal dengan panggilan atturk, adalah salah satu
pemimpinnya. Komite atau sel serupa berdiri di tempat-tempat lain sepert Salonika,
Masedonia dan Edirne. Tetapi yang termasyhur
di antara semua itu adalah ittihad ve
Terekki (Perkumpulan Persatuan
dan Kemajuan).
Di
tahun 1908 Bataliyon III yang berada di Masedonia dan Bataliyon II di Edirne
mulai berontak. Tentara di Salonika, Monastiri dan Anatolia turut pula
berontak. Di antara perwira-perwira tinggi yang turut memegang pimpinan
pemberontakan terdapat Enver Bey dan Ahmed Niyazi. Dalam suasana demikian
perkumpulan persatuan dan kemajuan muncul ke depan dengan terang-terangan, dan
menuntut dihidupkan kembali kontitusi 1876. Dalam pada itu diambil keputusan
akan menggulingkan sultan abdul hamid dan seribu tentara menyerbu Istanbul.
Terhadap ancaman yang demikian sultan abdul hamid mengambil keputusan
menghidupkan kembali konstitusi 1876 untuk menyelamatkan kedudukanya sebgai
sultan.
Pemilihan
umum diadakan dan terbentuklah parlemen baru. Sebagai ketua dipilih Ahmed Riza
dari perkumpulan persatuan dan kemajuan. Turki muda, dengan berhasilnya
pemberontakan mereka terhadap kekuatan absolut sultan Abdul Hamid, turut
memegang kekuasaan. Didalam parlemen terdapat dua fraksi, fraksi liberal yang
menghendaki desentralisasi dan pemerintahan otonomi bagi daerah-daerah. Dengan
politik ini mereka bermaksud untuk dapat mempertahankan utuhnya kesatuan
Kerajaan Usmani. Fraksi yang satu lagi ingin mempertahankan sentralisasi dengan
unsure Turki sebagai pemegang kekuasaan pusat. Fraksi ini dipengaruhi ole hide
nasionalisme.
Di
daerah pusat sendiri, rakyat masih banyak yang setia kepada sultan, sebagai
Khalifah dan Sultan Abdul Hamid juga tidak tinggal diam. Dari golongan ulama
dan tarekat Bektasyi. Timbul pula kritik terhadap politik pembaharuan Turki
Muda yang banyak dipengaruhi pemikiran-pemikiran barat. Mereka membentuk suatu
organisasi yang bernama persatuan Islam dibawah pimpinan Vahdeti Murad Bey.
Tujuannya ialah membela syariat yang menurut mereka telah mulai di abaikan dan
di indahkan oleh golongan Turki Muda. Di daerah-daerah bukan Turki mulai pula
muncul perasaan nasionalisme.
Kedudukan
pemerintahan Turki Muda memang tidak kuat dan kesempatan ini dipakai Sultan
Abdul Hamid untuk mengembalikan kekuasaannya. Tetapi Enver Pasya dengan
Batalyon III masuk Istambul dan merampas kekuasaan. Sultan Abdul Hamid
dijatuhkan pada tahun 1909 dan diganti oleh saudarnya, Sultan Mehmed V.
Di
tahun 1912 diadakan pemilihan baru dan kali perkumpulan persatuan dan kemajuan
(Ittihad ve terekki) memperoleh kemenangan besar. Parlemen mereka kuasai dan
kantor pusat organisasi pun yang selam ini di Salonika mereka pindahkan ke
Istambul. Setahun kemudian golongan militer dari perkumpulan persatuan dan
kemajuan (Ittihad ve terekki). Menggantikan golongan politisi dalam menguasai
pemerintahan. Kekuasaan terletak di tangan tiga serangkai: Enver pasya, Talat
Pasya dan Jemal Pasya.
Enver
Pasya dalah tamatan dari pergururn tinggi militer, dan kemudian pernah menjadi
atase militer di Berlin dan Menteri Pertahanan. Jemal Pasya juga bersekolah di
pergururan tinggi militer, pernah menjadi panglima daerah Syria, Gubernur
militer Istambul dan Menteri Angkatan Laut. Talat Pasya pada mulanya adalah
pegawai dikantor telegraf erdine, kemudian menjadi sekretaris jawatan pos dan
telegraf disalonika. Selanjutnya ia menjadi Menteri dalam Negeri dan kemudian
Perdana Mentri.
Dalam
lapangan pembaharuan, perkumpulan persatuan dan kemajuan membawa
perubahan-perubahan dalam bidang administrasi yang kemudian menjadi kerangka
bagi pemerintahan local dan daerah dari Turki zaman sekarang. Adminnistrasi
kota Istambul juga mengalami pembaharuan. Transport umum diadakan, demikian
pula Brigade Kebakaran. Organisasi kekuatan polisi disesuaikan dengan kebutuhan
zaman Modern.
Dalam
bidang ekonomi langkah-langkah yang mengarah kepada Ekonomi nasional di ambil
atas inisiatif pemimpin-pemimpin perkumpulan Persatuan dan Kemajuan.
Perdagangan yang umumnya diadakan di tangan orang asing mulai berpindahan ke
tangan orang-orang Turki.
Pendidikan
mendapat perhatian khusus. Sekolah-sekolah dasar menengah baru didirikan untuk
mengatasi kebutuhan pada tenaga guru dibuka pula sekolah-sekolah
guru.Universitas Istambul. Diperbaharui organisasinya. Pintu sekolah-sekolah
sampai Universitas dibuka bagi kaum wanita dan munculah dokter-dokter,
hakim-hakim dan sebagainya dikalangan wanita Turki.
Pakaian
pun mengalami perubahan. Bukan kaum pria saja bahkan kaum wanita turki juga
mulai memakai pakaian eropa. Makamah syariat diletakan dibawah kementerian
kehakiman dan undang-undang perkawinan baru lebih menguntungkan bagi kaum
wanita diadakan. Dalam undang-undang baru itu, mereka umpamanya diberi hak
cerai.
Dalam
bidang publikasi kemajuan cepat diperoleh, surat-surat kabar dicetak sampai
mencapai 60 ribu kopi, karena jumlah pembaca bertambah besar, majalah-majalah
baru timbul dibidang sastra.[3]
Dengan
bertambah banyaknya surat kabar dan majalah yang ditebitkan dan dibaca oleh
rakyat turki, ide-ide barat makin bertambah dikenal oleh masyarakat dan makin
bertambah besar pengarunya kepada golongan terpelajar di Turki.
KESIMPULAN
Usmani
Muda pada asalnya merupakan perkumpulan rahasia yang didirikan di tahun 1867
dengan tujuan mengubah pemerintahan absolut kerajaan Usmani menjadi
pemerintahan konstitusional. Pemikir terkemuka Usmani muda adalah Namik Kemal
(1840-188). Yang dikehendaki Namik Kemal adalah pemerintahan demokrasi dan
pemerintahan serupa ini menurut pendapatnya tidak bertentangan dengan ajaran
Islam. Di antara ide-ide yang lain yang dibawa Namik Kemal terdapat cinta tanah
air. Tanah air yang dimaksud ahli piker
itru bukanlah tanah air Turki, tetapi seluruh daerah kerajaan Usmani
Ide
perjuangan Turki Muda, antara lain dikemukakan oleh tiga pemimpin, Ahmed Riza
(1859-1931), Mehmed Murad (1853-1912), dan Pangeran Sabahuddin (1877-1948).
Kedudukan
pemerintahan Turki Muda memang tidak kuat dan kesempatan ini dipakai Sultan
Abdul Hamid untuk mengembalikan kekuasaannya. Tetapi Enver Pasya dengan
Batalyon III masuk Istambul dan merampas kekuasaan. Sultan Abdul Hamid
dijatuhkan pada tahun 1909 dan diganti oleh saudarnya, Sultan Mehmed V.
Di tahun 1912 diadakan pemilihan baru dan kali
perkumpulan persatuan dan kemajuan (Ittihad ve terekki) memperoleh kemenangan
besar.
Dalam lapangan pembaharuan, perkumpulan persatuan
dan kemajuan membawa perubahan-perubahan dalam bidang administrasi, ekonomi,
pendidikan, pakaian, publikasi.
DAFTAR PUSTAKA
Hamid
Abdul, 2010, Pemikiran Modern dalam Islam,
Bandung: Pustaka Setia
Hamka,
2005, Sejarah Umat Islam, Singapura:
Pustaka Nasional
Martini
Eka, 2011, Pemikiran Modern dalam Islam,
Palembang: IAIN Raden Fatah
Nasution Harun, 2003, Pembahauan dalam Islam Sejarah Pemikiran dan
Gerakan, Jakarta: Bulan dan Bintang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar