NAMA : RIO NATA MANGKU NUGRAHA
NIM :
10.21.0125
FAK/JUR :
TARBIYAH / PAI
MATA KULIAH : SEJARAH PERADABAN ISLAM (tuGAS MID)
I.
A.
Jelaskan
pengertian dari sejarah, pendidikan dan islam. Secara etimologi, terminology dan
efistimologi?
B.
Jelaskan dari
sejarah pendidikan Islam, urgensi, tujuan dan komponen-komponennya?
II.
A.
Jelaskan secara
singkat sejarah pendidikan Islam pada masa Rasulullah, Khulafaurrasyidin,
Dinasti Umayyah dan Dinati Abbasiyah?
B.
Jelaskan
lembaga-lembaga pendidikan yang didirikan?
C.
Bagaiman metode
pendidikannya?
III.
Apa kelemahan
dan kelebihan pendidikan Islam pada masa terseburt? beserta solusi dari anda !
JAWABAN
I.
A.
Pengertian Sejarah Secara Etimologi
Kata sejarah secara etimologi dapat diungkapkan dalam bahasa
Arab yaitu Tarikh, sirah atau ilmu tarikh, yang maknanya ketentuan masa atau
waktu, sedang ilmu tarikh berarti ilmu yang mengandung atau yang membahas
penyebutan peristiwa dan sebab-sebab terjadinya peristiwa tersebut. atau asal katanya Sejarah diambil dari berbagai macam
bahasa. Diantaranya:
ü Kata dalam bahasa Arab yaitu syajaratun
artinya pohon.
ü Mereka mengenal juga kata syajarah annasab,
artinya pohon silsilah.
ü Pohon dalam hal ini dihubungkan dengan keturunan
atau asal usul keluarga raja/ dinasti tertentu. Hal ini dijadikan elemen utama
dalam kisah sejarah pada masa awal. Dikatakan sebagai pohon sebab pohon akan
terus tumbuh dan berkembang dari tingkat yang sederhana ke tingkat yang lebih
komplek/ maju. Sejarah seperti pohon yang terus berkembang dari akar sampai ke
ranting yang terkecil.
ü Dalam bahasa Jerman, yaitu Geschichte berarti
sesuatu yang telah terjadi.
ü Dalam bahasa Belanda yaitu Geschiedenis, yang
berarti terjadi.
ü Dalam bahasa Inggris yaitu History, artinya
masa lampau umat manusia.
Kata History
sebenarnya diturunkan dari bahasa latin dan Yunani yaitu Historia
artinya informasi/pencarian, dapat pula diartikan Ilmu. Hal ini menunjukkan
bahwa pengkajian sejarah sepenuhnya bergantung kepada penyelidikan terhadap
perkara-perkara yang benar-benar pernah terjadi.
ü Istor
dalam bahasa Yunani artinya orang pandai Istoria artinya ilmu yang
khusus untuk menelaah gejala-gejala dalam urutan kronologis. (http://www.freewebs.com/rinanditya/pengertiansejarah.htm)
ü sejarah
dalam bahasa Arab disebut Tarikh, yang bermakna ketentuan masa. Kata tarikh
bermakna juga perhitungan tahun. Dalam Al-Qur’an sejarah disebut dengan qihash,
sebagaimana firman Allah SWT : “ maka bacalah kisah-kisah tersebut.” (Q.S. 6
:130). Al-Quran mengandung nilai-nilai transhistoris artinya Al-Quran
diturunkan dalam realita sejarah. Sebab
Al-Quran turun sebagai respon kongkrit terhadap sejarah kurun waktu, pristiwa
tertentu, dan tempat tertentu. Literatur inggris menyebut sejarah dengan
history, yang berarti pengalaman massa lampau dari umat manusia. (Ramayulis,
2011).
Pengertian
Sejarah secara terminologi,
Adapun secara terminologi berarti sejumlah keadaan dan
peristiwa yang terjadi di masa lampau dan benar-benar terjadi pada diri
individu dan masyarakat
berbagai macam istilah sebagai berikut:
ü
Istilah sejarah, dalam
pengertian terminologis atau istilahi, juga memiliki beberapa variasi
redaksi. R.G.
Collingwood, misalnya mendefinisikan sejarah dengan ungkapan history is the
history of thought (Sejarah adalah sejarah pemikiran); history is a kind
of research or inquiry (Sejarah adalah sejenis penelitian atau
penyelidikan). Pada kesempatan lain, Collingwood memaknakan sejarah (dalam
artian penulisan sejarah atau historiografi), seperti membangun dunia fantasi (are
peaple who bulid up a fantasy-word).
ü
Nouruzzaman Shiddiqie mendifinisikan sejarah sebagai peristiwa
masa lampau yang tidak hanya sekadar memberi informasi tentang terjadinya
peristiwa itu, tetapi juga memberikan interpretasi
atas peristiwa yang terjadi dengan melihat hukum sebab-akibat.( Nouruzzaman Shiddiqie,
1983)
ü
Jauh sebelumnya, Ibn Khaldun (1332 – 1406), dalam kitabnya al-Muqaddimah,
telah mendefinisikan sebagai catatan tentang masyarakat umat manusia atau
peradaban dunia; tentang perubahan-perubahan yang terjadi pada watak masyarakat
itu, seperti kelahiran, keramah-tamahan, dan solidaritas golongan; tentang
revolusi dan pemberontakan rakyat melawan golongan lain; akibat timbulnya
kerajaan-kerajaan dan negara dengan tingkatan bermacam-macam kegiatan dan
kedudukan orang, baik untuk mencapai kemajuan kehidupannya, berbagai macam ilmu
pengetahuan, dan pada umunya tentang segala macam perubahan yang terjadi di
dalam masyarakat karena watak masyarakat itu sendiri (Abdurrahman Ibn Khaldun,
1986).
ü
Secara Terminologi sejarah berarti
keterangan yang telah terjadi dikalangan masyarakat pada masa lampau atau masa
sekarang. Pengertian sejarah selanjutnya adalah catatan yang berhubungan dengan
kejadian yang masa lampau yang diabadikan dalam laporan-laporan tertulis dan
ruang lingkup yang luas (Ramayulis,
2011).
Pengertian
Sejarah secara efistimologi
Secara epistimologi Sejarah adalah ilmu pengetahuan dengan
umumnya yang berhubungan dengan cerita bertarikh sebagai hasil penfsiran
kejadian-kejadian dalam masyarakat manusia pada waktu yang telah lampau atau
tanda-tanda yang lain.
Berdasarkan asal kata dan istilah tersebut maka
sejarah dapat diartikan sebagai sesuatu yang telah terjadi pada waktu lampau
dalam kehidupan umat manusia. Sejarah tidak dapat dilepaskan dari kehidupan
manusia dan bahkan berkembang sesuai dengan perkembangan kehidupan manusia dari
tingkat yang sederhana ke tingkat yang lebih maju atau modern. Berdasarkan
bahasa Indonesia, sejarah mengandung 3 pengertian: Sejarah adalah silsilah atau
asal-usul, Sejarah adalah kejadian atau peristiwa yang benar-benar terjadi pada
masa lampau, Sejarah adalah ilmu, pengetahuan, dan cerita pelajaran tentang
kejadian atau peristiwa yang benar-benar terjadi di masa lampau. Jadi
pengertian sejarah adalah suatu ilmu
pengetahuan yang mempelajari segala peristiwa atau kejadian yang telah terjadi
pada masa lampau dalam kehidupan umat manusia.
Pengertian Pendidikan secara etimologi,
Pendidikan berasal dari kata 'didik' yang artinya memberi latihan (ajaran,
tuntunan, pimpinan) mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran. Secara gamblang
pendidikan bisa diartikan sebagai proses pengubahan sikap dan tatalaku
seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya
pengajaran dan pelatihan : proses, cara, perbuatan mendidik. Berikut ini arti pendidikan dari beberapa
bahasa:
ü Bahasa
Yunani : berasal dari kata Pedagogi, yaitu
dari kata “paid” artinya anak dan “agogos” artinya membimbing. Itulah sebabnya
istilah pedagogi dapat diartikan sebagai “ilmu dan seni mengajar anak (the art
and science of teaching children).
ü Bahasa
Romawi : berasal dari kata educare, yaitu
mengeluarkan dan menuntun, tindakan merealisasikan potensi anak yang dibawa
waktu dilahirkan di dunia.
ü Bangsa
Jerman : berasal dari kata Erziehung yang
setara dengan educare, yaitu : membangkitkan kekuatan terpendam atau
mengaktifkan kekuatan/potensi anak.
ü Bahasa
Jawa : berasal dari kata panggulawentah
(pengolahan), mengolah, mengubah kejiwaan, mematangkan perasaan, pikiran,
kemauan dan watak, mengubah kepribadian sang anak (http://id.scribd.com/doc/7592955/Definisi-Pendidikan).
Pengertian
Pendidikan secara terminologi,
Mendefinisikan pengertian pendidikan ditinjau dari
berbagai tokoh tentu memiliki berbagai perbedaan, tetapi untuk memahami
pengertian pendidikakn paling tidak dibutuhkan beberapa pengertian :
ü Menurut Ngalim Purwanto yang dikutip oleh Akmal Hawi
Pendidikan adalah pimpinan yang diberikan denga sengaja oleh orang dewasa
kepada anak-anak, dalam pertumbuhannya (jasmani dan rohani) agar berguna bagi
diri sendiri dan bagi masyarakat.
ü Menurut Hasan Langgulung dikutip oleh Akmal Hawi
Pendidikan merupakan proses pemindahan nilai pada suatu masyarakat kepada
setiap individu yang ada di dalamnya dan proses pemindahan niali-nilai budaya
itu melalui pengajaran dan indoktrinasi (Akmal Hawi, 2008)
Pengertian Pendidikan secara efistimologi,
Secara epistimologi adalah ilmu yang mempelajari serta
memperoses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam
usaha mendewasakan manusia melalui pengajaran dan pelatihan.
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memilikikekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
(UU.SISDIKNAS, 2008)
Pengertian
Islam secara etimologi
Secara
etimologis (asal-usul kata, lughawi) kata “Islam” berasal dari bahasa Arab:
salima yang artinya selamat. Dari kata itu terbentuk aslama yang artinya
menyerahkan diri atau tunduk dan patuh. Sebagaimana firman Allah SWT,
“Bahkan, barangsiapa aslama (menyerahkan diri) kepada Allah, sedang ia
berbuat kebaikan, maka baginya pahala di sisi Tuhannya dan tidak ada
kekhawatiran terhadap mereka dan tidak pula bersedih hati” (Q.S. 2:112).
ü Ada
juga pendapat, akar kata yang membentuk kata “Islam” setidaknya ada empat yang
berkaitan satu sama lain
ü Aslama.
Artinya menyerahkan diri. Orang yang masuk Islam berarti menyerahkan diri
kepada Allah SWT. Ia siap mematuhi ajaran-Nya.
ü Salima.
Artinya selamat. Orang yang memeluk Islam, hidupnya akan selamat.
ü Sallama.
Artinya menyelamatkan orang lain. Seorang pemeluk Islam tidak hanya
menyelematkan diri sendiri, tetapi juga harus menyelamatkan orang lain (tugas
dakwah atau ‘amar ma’ruf nahyi munkar).
ü Salam.
Aman, damai, sentosa. Kehidupan yang damai sentosa akan tercipta jika pemeluk
Islam melaksanakan asalama dan sallama (Nasruddin Razak,1989).
Pengertian
Islam secara terminologi
Adapun pengertian Islam
dari segi istilah, banyak para ahli yang mendefinisikannya; di antaranya Prof.
Dr. Harun Nasution. Ia mengatakan bahwa Islam menurut istilah (Islam sebagai
agama) adalah agama yang ajaran-ajarannya diwahyukan Tuhan kepada masyarakat
manusia melalui Nabi Muhammad saw. sebagai Rasul. Islam pada hakikatnya membawa
ajaran-ajaran yang bukan hanya mengenal satu segi, tetapi menganal berbagai
segi dari kehidupan manusia (Harun Nasution,
2002)
Sementara itu Maulana
Muhammad Ali mengatakan bahwa Islam adalah agama perdamaian; dan dua ajaran
pokoknya, yaitu keesaan Allah dan kesatuan atau persaudaraan umat manusia
menjadi bukti nyata bahwa agama Islam selaras benar dengan namanya. Islam bukan
saja dikatakan sebagai agama seluruh Nabi Allah, sebagaimana tersebut dalam Al
Qur’an, melainkan pula pada segala sesuatu yang secara tak sadar tunduk
sepenuhnya pada undang-undang Allah (Muhammad Ali, 2003).
Pengertian
Islam secara efistimologi
Sedangkan Islam menurut kaca mata Epistemologi adalah Islam
sebagai ilmu. Islam memang mempunyai banyak aspek yang bisa melahirkan
disiplin ilmu berbeda, seperti hukum, seni, dan sebagainya.
Islam adalah di ucapkan dengan lisan, di benarkan dengan hati dan di buktikan dengan
perbuatan bahwa tiada tuhan selain Allah SWT dan Muhammad SAW adalah utusannya.
Islam juga di artikan sebagai ketundukan pada Allah SWT,
Islam adalah Wahyu
Allah, Islam adalah Agama Para Nabi dan
Rasul, Islam adalah Hukum-hukum Allah di dalam Alquran dan
Sunnah, Islam adalah Jalan
Allah Yang Lurus Islam merupakan satu-satunya pedoman hidup bagi seorang
muslim, Islam Pembawa
Keselamatan Dunia dan Akhirat (Harun Nasution,
2002)
B.
Pengertian Sejarah Pendidikan Islam
Pengertian sejarah pendidikan Islam yaitu:
ü
Keterangan
mengenai pertumbuhan dan perkembangan pendidikan islam didunia islam dari waktu
kewaktu, dari suatu Negara kenegara lain dari masa Rasulullah SAW samapai masa
sekarang.
ü Sebagai cabang ilmu pengetahuan yang
berhubungan dengan pertumbuhan dan perkembangan pendidikan islam didunia islam
baik dari segi ide dan konsepsi maupun segi intitusi dan oprasional sejak masa
Rasulullah SAW hingga
sekarang (Ramayulius, 2011)
ü
Kronologi
kapan, dimana, siapa, mengapa dan apa yang terjadi dalam pendidikan Islam pada
masa yang lampau.
Urgensi dari mempelajari
Sejarah Pendidikan Islam
Urgensi mempelajari sejarah pendidikan islam Dari mengkaji
sejarah kita dapat memperoleh informasi tentang pelaksaan pendidikan islam
dari zaman Rosulullah sampai sekarang, mulai dari pertumbuhan, perkembangan,
kemajuan, kemunduran dan kebangkitan kembali dari pendidikan islam. Dari
sejarah dapat diketahui bagaimana yang terjadi dalam penyelenggaraan
pendidikan islam dengan segala ide, konsep, institusi, sistem, dan
opersionalnya yang terjadi dari waktu ke waktu.
Ada
beberapa urgensi akademis lainnya dari studi sejarah pendidikan Islam:
ü Sejarah pendidikan dapat membedakan
mana yang bernilai tinggi dan mana yang tidak, sehingga terhindar dari
tindakan-tindakan menyesatkan dan salah di dalam melaksanakan usaha-usaha
pendidikan.
ü Sejarah pendidikan dapat memberikan
pegangan sehingga tidak terjadi anggapan bahwa yang sudah lama itu memiliki
nilai rendah dan yang baru itu bernilai tinggi.
ü Sejarah pendidikan dapat memberikan
kesadaran bahwa pendidikan hendaknya disesuaikan dengan perubahan-perubahan
yang terjadi dalam ilmu pengetahuan dan teknologi.
ü Sejarah pendidikan dapat memberikan
keinsyafan bahwa pendidikan dan tugas pendidik itu sangat berat tapi berarti.
ü Dengan mempelajari sejarah
pendidikan akan diperoleh model-model sistem pendidikan yang baik.
Urgensi dalam
mempelajari sejarah pendidikan islam adalah Dari mengkaji
sejarah kita dapat memperoleh informasi tentang pelaksaan pendidikan islam dari
zaman Rosulullah sampai sekarang, mulai dari pertumbuhan, perkembangan,
kemajuan, kemunduran dan kebangkitan kembali dari pendidikan islam. Dari
sejarah dapat diketahui bagaimana yang terjadi dalam penyelenggaraan pendidikan
islam dengan segala ide, konsep, institusi, sistem, dan opersionalnya yang
terjadi dari waktu ke waktu (Hanun Asrohah,
2001).
Tujuan dari mempelajari Sejarah
Pendidikan Islam
Sejarah Pendidikan Islam mempunyai tujuan sebegai berikut:
ü Sebagai cermin ilmu sejarah pendidikan
islam berusaha menafsirkan pengalaman masa
lampau pendidikan Islam dalam berbagai kegiatan. Akan tetapi sejalan dengan
perkembangan bahwa tidak semua kagiatan pendidikan Islam berjalan mulus terkadang menemukan
rintangan-rintangan tertentu sehingga dalam proses kegiatannya mendapat sesuatu
yang tidak diharapkan, maka kita perlu bercermin atau dengan kata lain
mengambil pelajaran dari kejadian-kejadian masa lampau sehingga sejarah
pendidikan Islam
itu bagi masa menjadi cermindan dapat diambil manfaatnya khususnya bagi
perkembangan pendidikan islam.
ü Sebagai pembanding, suatu peristiwa
yang berlangsung dari masa ke masa tentu memiliki kesamaan dan kekhususan.
Dengan demikian hasil proses pembanding antara masa silam, sekarang, dan yang
akan datang diharapkan dapat memberi andil bagi perkembangan pendidikan islam
karena sesungguhnya tarikh itu menjadi cermin perbandingan bagi masa yang baru.
ü Sebagai perbaikan, setelah berusaha
menafsirkan pengalaman masa lampau manusia dalam berbagai kegiatan kita
berusaha pula untuk memperbaiki keadaan yang sebelumnya kurang konstruktif
menjadi lebih konstruktif (Enung K
Rukiati, 2006).
ü Mengetahui dan memahami pertumbuhan
dan perkembangan pendidikan islam, sejak zaman lahirnya sampai masa sekarang.
ü Mengambil manfaat dari proses
pendidikan islam, guna memecahkan problematika pendidikan islam pada masa kini.
ü Memiliki sikapn
positif terhadap perubahan-perubahan dan pembaharuan-pembaharuan sistem
pendidikan islam.
ü Selain itu
sejarah pendidikan islam akan mempunyai kegunaan dalam rangka pembangunan dan
pengembangan pendidikan islam. Dalam hal ini, sejarah pendidikan islam akan
memberikan arah kemajuan yang pernah dialami sehingga pembangunan dan
pengembangan itu tetap berada dalam kerangka pandangan yang utuh dan mendasar (Zuhairini,
1997)
ü Tujuan pendidikan Islam tidak terlepas
dari tujuan hidup manusia dalam Islam, yaitu untuk menciptakan pribadi-pribadi
hamba Allah yang selalu bertakwa kepadaNya, dan dapat mencapai kehidupan yang berbahagia
di dunia dan akhirat.
ü Tujuan khusus yang lebih spesifik
menjelaskan apa yang ingin dicapai melalui pendidikan Islam. Sifatnya lebih
praktis, sehingga konsep pendidikan Islam jadinya tidak sekedar idealisasi
ajaran-ajaran Islam dalam bidang pendidikan. Dengan kerangka tujuan ini
dirumuskan harapan-harapan yang ingin dicapai di dalam tahap-tahap tertentu
proses pendidikan, sekaligus dapat pula dinilai hasil-hasil yang telah
dicapai. Menurut Abdul Fatah Jalal, tujuan umum pendidikan Islam ialah
terwujudnya manusia sebagai hamba Allah
Komponen-komponen Sejarah Pendidikan Islam
Sejarah pendidikan merupakan uraian sistematis dari segala
sesuatu yang telah dipikirkan dan dikerjakan dalam lapangan pendidikan pada
waktu yang telah lampau. Sejarah pendidikan menguraikan perkembangan
pendidikan dari dahulu hingga sekarang. Oleh karena itu, sejarah pendidikan
sangat erat kaitannya dengan beberapa ilmu antara lain:
1.
Sosiologi
Interaksi yang terjadi baik antara individu maupun antara
golongan, dimana dalam hal ini menimbulkan suatu dinamika. Dinamika dan
perubahan tersebut bermuara pada terjadinya mobilitas sosial semua itu
berpengaruh pada sistem pendidikan islam. Serta kebijaksanaan pendidikan islam
yang dijalankan pada suatu masa.
2.
Ilmu sejarah
Membahas tentang perkembangan peristiwa-peristiwa atau
kejadian –kejadian penting di masa lampau dan juga dibahas segala ikhwal
“orang-orang besar” dalam struktur kekuasaan dalam politik karena umumnya
orang-orang yang besar cukup dominan pengaruhnya dalam menetukan sistem,
materi, tujuan pendidikan, yang berlaku pada masa itu.
3.
Sejarah kebudayaan
Dalam hubungan ini pendidikan berarti pemindahan isi
kebudayaan untuk menyempurnakan segala dan kecakapan anak didik guna
menghadapi persoalan-persoalan dan harapan-harapan kebudayaannya, pendidikan
islam adalah usaha mewariskan nilai-nilai budaya dari suatu generasi ke
generasi selanjutnya. Oleh karenanya mempelajari sejarah kebudayaan dalam
rangka memahami sejarah islam adalah sangat penting
II.
- Sejarah Pendidikan Islam pada masa Rasulullah, Khulafaurrasyidin, Dinasti Umayyah, Dinasti Abbasiyah
SEJARAH PENDIDKAN ISLAM PADA MASA
RASULULLAH :
Pendidikan islam pada masa nabi muhammad saw. Dibedakan
menjadi dua periode yaitu periode mekkah dan periode madinah. Pokok pembinaan
pendidikan islam di kota Makkah adalah pendidikan tauhid, titik beratnya
adalah menanamkan nilai-nilai tauhid ke dalam jiwa setiap individu muslim,
agar jiwa mereka terpancar sinar tauhid dan tercermin dalam perbuatan dan
tingkah laku dalam kehidupan sehari-hari.
Pokok pembinaan pendidikan islam di kota Madinah dapat
dikatakan sebagai pendidikan sosial dan politik. Yang merupakan kelanjutan
dari pendidikan tauhid di Makkah, yaitu pembinaan di bidang pendidikan sosial
dan politik agar dijiwai oleh ajaran , merupakan cermin dan pantulan sinar
tauhid tersebut.
Kondisi sosial
budaya, ekonomi, politik, keberagaman, dan pendidikan masyarakat arab sebelum
islam :
1.
Sosial Budaya
msyarakat arab sebelum islam disebut
masyarakat jahiliyah. Masyarakat jahiliyah menerut phillip k. Hitti adalah
suatu masyarakt yang dikelnal dengan masa kebodohan, ketidaktahuan, atau
kebiadaban. Pada saat itu masyarakat arab tidak pandai baca-tulis. Mereka juga
memeluk agma watsani, yang bertuhanan kepada banyak berhala serta dikenal
dengan prilaku kasar, bermoralitas rendah.kekuasaan yang berlaku saat iu adalah
sistem diktator. Hasan ibrahim hasan, menjelaskan lebih lanjut, bahwa kondisi
kemasyarakatan arab jahiliyah adalah, adanya solidaritas atara sesama anggota
auatu kabilah lain sama sekali tidak ada.
2.
Ekonomi
Ekonomi mengikuti kondisi sosial, yang
bisa dilihat dan jalan kehidupan bangsa arab. Pandangan merupakan sarana yang
paling dominan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Sementara kondisi yang aman
sebenarya tidak perna terwujud dijazirah arab kecuali bulan-bulan suci. Menurut
abudin nata dan fauzan, dalam hal perekonomian bangsa arab pra-islam, berada
dalam kondisi kesesatan, terlihat dari sikap mereka dalam menghalalkan segala
cara untuk mendapatkan uang atau sesuatu yang diperlukan, seperti mencuri,
berjudi, merampok, menipu,mmeras, atau melipatgandakan bunga (riba) kepada
orang yang meminjam uang kepadanya.
3.
Politik
Bangsa arab sebelum islam, belum
mengenal sistem pemerintahan yang lengkap seperti pada masa sekarang, kalaupun
ada belum belum sempurna oraganisasi politiknya, menurut hasan ibrahim, mereka
tidak memiliki peradilan tempat memperoleh kepastian hukum tentang suatu kasus
atau memvonis suatu tindakan pelangaran. Kesesatan dalam bidang politik antara
lain terlihat dalam sikap mereka (para penguasa) yang diktator, otoriter, zalim,
dan korup.
4.
Keberagamaan
Keberagamaan mayoritas bangsa arab
jahiliyah sudah jauh dari kekayaan yang dibawa oleh nabi ibrahim yaitu
menyakini adanya Allah SWT sebagai rabb al-alamin. Mereka menganut agama
watsani (penyembah bahala). Setiap kabilah atau suku mempunyai patung (bahala)
sendiri sebagai pusat penyembahan. Diantaranya ada yang disebut shanam, berhala berbentuk manusia, terbuat dari logam
atau kayu, wathan terbuat dan batu dan nushud adalah batu karang tanpa suatu
bentuk tertentu.
Pada masa rasulullah dibagi menjadi
dua periode, yaitu periode Mekkah dan periode Madinah.
ü Periode
Mekkah
Lembaga Pendidikan Islam, adapun
lembaga pendidikan Islam adalah rumah Al-Arqom Ibn Abi Arqom. Rumah Al-Arqom
ibn Abi Arqam adalah tempat pertama berkumpulnya kaum muslimin beserta
Rasulullah untuk beajar hokum-hukum dan dasar-dasar ajaran Islam. Rumah ini
merupakan lembaga pendidikan pertama atau madarasah yang pertama sekali dalam
Islam, adapun yang mengajar di lembaga tersebut adalah Rasulullah sendiri.
Materi pendidikan Islam, dengan
turunnya perintah kepada Nabi supaya mengajarkan Islam kepada kerabat nabi dan
umatnya secara luasdan terang-terangan maka nabi bukan hanya berdakwah di
lingkungan keluarga dan dikalangan penduduk Mekkah saja, tetapi juga pada penduduka
di luar Mekkah, terutama mereka yang dating ke Mekkah. Baik dalam rangka ibadah
haji maupun perdagangan. Sedangkan materi pendidikan Islam pada waktu itu
adalah:
Tauhid: Bahwa Allah pencipta alam
semesta yang sebenarnya, Allah yang memberikan Nikmat, Allah telah membimbing
dan mendidika manusia dengan kasih sayang, Allah adalah Malik (Raja), Allah
yang membimbing dan member pettunjuk pada manusia.
Al-Qur’an:
dalam pembelajaran Al-Qur’an kepada umatnya Nabi Muhammmad SAW selalu menganjurkan pada umatnya supaya
Al-Qur’an di hafal dan selalu di baca, dan diwajibkan membacanya dan
ayat-ayatnya dalam shalat. Selanjutnya untuk memantapakan al-qur’an dalam
hafalan mereka, nabi Muhammad SAW selalu mengadakan evaluasi terhadap hafalan
sahabat tersebut.
ü Periode Madinah
Lembaga Pendidikan
Islam setelah Nabi Hijrah Ke Madinah, disamping kuttab adalah masjid dan
Suffah.
Masjid, sebagai
kegiatan Nabi Muhammad SAW bersama kaum muslimin, Nabi secara bersama membina
masyarakat baru, masyarakat yang disinari oleh tauhid, dan mencerminkan
persatuan dan kesatuan umat. Di masjid itulah beliau bermusyawarah mengenai
berbagai urusan, mendirikan shalat berjamaah, membacakan al-qura’an maupun
membacakan ayat-ayat yang baru diturunkan. Dengan demikian, masjid itu
merupakan pusat pendidikan pusat pendidikan dan pengajaran.
Suffah, pada
masa Rasulullah SAW, shuffah adalah suatu tempat yang telah dipakai utnuk
aktifitas pendidikan. Biasanya tempat ini menyediakan pemondokan bagi pendatang
baru dan mereka yang tergolong miskin. Disini para siswa diajarkan membaca dan
menghapalkan al-qu’ran secra benar, dan diajarakan pula islam dibawah bimbingan
langsung dari nabi. (Ramayulius,2011)
SEJARAH PENDIDIKAN ISLAM PADA MASA
KHULAFA’
AL-RASYIDIN :
ketika Rasulullah SAW masih hidup, ia tidak meninggalkan pesan apapun
sebagai pengantinya. Sewaktu Rasulullah wafat masalah tersebut cukup serius
dibicarakan oleh kaum muslimin. Para pembuka islam bahwa pengganti beliau
disebut khalifah. Berate pengganti khalifah sebagai pengganti hanya menggantikan
nabi Muhammad sebagai pemimpin agama dan pemimpin pemerintahan. Sedangkan
sebagai nabi dan Rasul Muhammad tidak bisa digantikan karena beliau adalah Nabi
dan Rasul yang terakhir.ada empat orang khalifah pengganti beliau, dan keempat
khalifah tersebut disebut khulafah Al-Rasidin. Keempat khalifah tersebut adalah
Abu Bakar Sidiq, Abu Bakar Umar bin Khattab, Usman Bin Affan, dan Ali Bin Abi
Thalib.
ü Pada
Masa Abu Bakar Ash-sidiq
Banyak para sahabat yang hafal
Al-Qur’an meninggal atau gugur dalam menegakkan agama Islam. Pendidikan Islam
pada masa itu belum ada yang secara formal, maka Umar bin Khattab menyarankan
khalifah Abu Bakkar Ash-sidiq untuk mengumpulkan ayat-ayat Al-Qur’an, kemudian
untuk merealisasikan saran tersebut, di putuskan Zaid bin Tsabit ditugaskan
untuk mengumpulkan semua tulisan Al-Qur’an yang masih berserakan. lembaga
pendidikan masih sama dengan lembaga pendidikan pada masa Nabi, namun dari segi
kualitas dan kuantitasnya sudah banyak mengalami perkrmbangan, diantaranya: 1)
Kuttab, pada masa Abu Bakar lembaga pendidikan mencapai tingkat kemajuan yang
berarti. Kemajuan lembaga kuttab ini terjadi ketika umat muslim telah
menaklukan beberapa daerah dan menjalin kontak dengan bangsa-bangsa yang lebih
maju lembaga pendidikan ini menjadi
sangat penting sehingga para ulama berpendapat bahwa mengajarkan Al-Qur’an
merupakan fardhu kifayah. Materi pendidikannya: membaca, menulis dan menghafal
Al-Qur’an , pokok-poko agama seperti keimana, ibadah, akhlak dan muamalat. 2)
Masjid, merupakan lembaga pendidikan lanjutan setelah anak-anak tamat belajar
dari kuttab. Di masjid ini ada dua tingkat pendidikan, yaitu tingkat menengah
dan tingkat tinggi. Yang membedakan kedua tingkat tersebut adalah tingkat
menengah, gurunya belum mencapai status guru besar. Sedangkan pada tingkat tinggi, pengajarnya
adalah ulam yang mempunyai pengetahuan yang mendalam dan integritas kesalehan
dan keimanan yang diakui oleh masyarakat. Materinya adalah Al-Qur’an dan
tafsirnya, hadis dan syarahnya serta fiqh.
ü Pada
Masa Umar bin Khattab,
Lembaga pendidikan pada masa
khalifah Umar bin Khattab, sama dengan masa Abu Bakar. Namun dari segi kemajuan
pendidikan begitu pesat, sebab selama Umar bin Khattab pemerintah Negara dalam
keadaan stabil dan aman, hal ini menyebabkan ditetapkannya masjid sebagai pusat
pendidikan, dan juga terbentuknya pusat-pusat pendidikan di berbagai kota.
Materi pendidikan pada masa Umar bin Khattab adalah materi pada kuttab pada
masa Abu Bakar dan di tambah dengna beberapa mata pelajaran dan keterampilan.
Ketika Umar bin Khattab di angkat menjadi khalifah, ia menginstruksikan pada
pendidik agar anak-anak di ajarkan: berenag, mengendarai onta, memanah,
membaca, menghafal syair-syair yang mudah dan pribahasa. Materi pendidikan pada
tingkat menengah dan tingkat tinggi terdiri dari adalah Al-Qur’an dan
tafsirnya, hadis dan syarahnya serta fiqh (tasyri). Ilmu-ilmu yang berkaitan
dengan duniawi dan ilmu filsafat belum dikenal pada masa itu. Hal ini
dimungkinkan mengingat konstruk social masyarakat ketika itu masih dalam pengembangan
wawasan keislaman yan lebih difokuskan pada pemahaman al-quran dan hadist
secara literal. Pendidik pada masa Umar bin Khattab pada masa khalifah umar
yang menjadi pendidik adalah beliau sendiri, serta guru-guru yang beliau
angkat. Umra merupakan seorang pendidik yang sering melakukn penyukuhan
pendidikan dikota madinah. Beliau juga menerapkan pendidikan dimasjid-masjid
dan ;pasar-pasar serta mengangkat dan menunjuk guru-guru untuk tiap daerah yang ditaklukan itu, dengan
mengajar tugas isi al-quran dan ajaran islam lainya, seperti fiqih kepada
penduduk yang baru masuk islam, disamping bekiau sendiri sebagai pendidikan.
ü Pada
Masa Usman bin Affan
Pada masa khalifah Usman kedudukan peradaban Islam tidak
jauh berbeda demikian juga pendidikan Islam tidak jauh berbeda dengan masa
sebelumnya. Para sahabat diperbolehkan dan diberi kelonggaran meninggalkan
Madinah untuk mengajarkan ilmu-ilmu yang dimiliki. Dengan tersebarnya
sahabat-sahabat besar keberbagai daerah meringankan umat Islam untuk belajar
Islam kepada sahabat-sahabat yang tahu banyak ilmu Islam di daerah mereka
sendiri atau daerah terdekat.
Pada
masa khalifah usman bin affan pelaksanaan pendidikan islam ditinjau dari aspek
lembaga dan materi, tidak jauh berbeda dengan sebelumnya. pendidikan dimasa ini
hanya melanjutkan apa yang telah ada sebelumnya, namun sedikit terjadi
perubahan yang mewarnai pendidikan islam. Pola pendidikan pada masa usman ini
lebih merakyat dan lebih mudah dijangkau oleh seluaruh peserta didik yang ingin
yang mempelajari ajaran islam karena pusat pendidikan lebih banyak, sebab pada
masa ini para sahabat bisa memilih tempat yang mereka inginkan untuk memberikan
pendidikan kepada masayarakat. Pelaksanaan pendidikan pada masa ini diserahkan
pada masyarakat, dengan masyarakatla yang lebih banyak inisiatif dalam
melaksanakan pendidikan termaksud pengangkatan para pendidik. Walaupun demikian
ada usaha yang sangat cemerlang yang menentukan yang dilakukan Usman bin Affan,
yang sangat besar pengaruhnya terhadap pendidikan islam dimasa yang akan
dating, usaha tersebut adalah terjadinya kodifikasih al-quran.
ü Pada Masa
Khalifah Ali bin Abi Thalib
Pada
masa Ali bin abi Thalib tidak terlihat perkembangan pendidikan yang berarti
karena pada masa ini telah terjadi kekacawan politik dan pemberontakan,
sehingga dimasa ia berkuasa pemerintahannya tidak setabil. Dengan kericuan
politik pada masa Ali berkuasa, kegiatan pendidikan islam terdapat hambatan dan
ganguan. Pada saat itu Ali bin Thalib tidak sempat lagi memikirkan masalah
pendidikan sebab keseluruan perhatianya ditumpakan kepada masalah keamanan
didalam pemerintahanya. Menurut Mahmud Yunub bahwa pusat pendidikan pada masa
Khulafah Rasidin adalah sebagai berikut : Madrasah mekkah, madrasah madinah,
madrasah basrah, madrasah kuffah, madrah damsyik, madrasah fistab. (Mahmud
Yunus, 1989).
SEJARAH
PENDIDIKAN ISLAM PADA MASA DINASTI UMAYYAH :
Selama lebih kurang 90 tahun Daulah Umayyah berkuasa
telah banyak perubahan dan pembaharuan yang mereka lakukan. Khalifah-khalifah
besar Daulah Umayyah adalah Mu’awiyah ibn Abi Sofyan (661-680M), Abdul Malik
ibn Marwan (685-705 M), Al Walid ibn Abdul Malik (705-715M), Umar ibn Aziz
(717-720 M) dan Hisyam ibn al-Malik (724-743). Secara umum kemajuan-kemajuan
yang telah dilakukan oleh DaulahUmayyah adalah perluasan daerah-daerah
kekuasaan islam, pertumbuhan partai politik, penyusunan organisasi negara dan
pemerintah, perkembangan ilmu pengetahuan, pertumbuhan dan perkembangan hukum
islam, dan perkembangan seni budaya. Pada masa yang kurang seabad itu islam
telah tersebar hampir mengenai separuh dunia. Dan tak sampai dua abad dari
detik kelahiranya bendera islam telah berkibar anatar pegunungan pyrenia dan
Himalaya, antara padnag pasir di tengah Asia sampai kepadang pasir dibenua
Afrika.
Pada masa
Dinasti Umayyah , terdapat berbagai kebijakan yang dilakukan oleh para
khalifah, yang menyebabkan berkembangnya system pemerintahan. Diantara
kebijakan yang dilakukan adalah : pemisahan kekuasaan, pembagian wilayah,
bidang administrasi pendidikan, organisasi keuangan, organisasi ketentaraan,
organisasi kehakiman, bidang social dan budaya, bidang seni dan sastra, bidang seni rupa dan bidang
arsitektur.
SEJARAH
PENDIDIKAN ISLAM PADA MASA DINASTI ABBASIYAH :
Kemajuan yang dicapai oleh Daullah Abbasiyyah, khususnya
dalam bidang ilmu merupakan puncak kejayaan islam sepanjang sejarah. Hal ini
disebabkan karena (1) situasi dan kondisi yang sangat menunjang (2) keterlibatan
semua pihak secara ikhlas secara bersunggu-sunggu (3) adanya kemerdekaan dan
kebebasan berpikir membuat umat islam mejadi sangat dinamis dan kreatif, jauh
dari sikap fatalis dan taklid, perkembangan ini juga membawa Daulah Abbasiyyah
ketempat utama dan terhormat dalam kebudayaan, peradaban serta dunia pemikiran
atau filsafat.
Pada masa ini telah dilahirkan Ulama-Ulama besar seperti
Imam Malik, Iman Abi Hanifah, Imam Syafei dan Imam Hambal dalam bidnag hukum, Imam Asy’ari, Imam
Almaturidi, pembuka-pembuka mu’tazila seperti wasil bin Atha, Abu Alhuzail,
Alnazam dan Aljubba’i dlaam bidang teologi, zunnun Almisri, abu yazid,
Albustami dll.
- Lembaga Pendidikan Islam yang di dirikan pada masa Rasulullah, Khulafaurrasyidin, Dinasti Umayyah, Dinasti Abbasiyah
PADA MASA RASULULLAH SAW
Lembaga-lembaga pendidikan yang
didirikan pada pada masa masa rosulullah saw. Yaitu berupa masjid,suffah
dan halaqoh.
ü Periode
Mekkah
Lembaga Pendidikan Islam, adapun
lembaga pendidikan Islam adalah rumah Al-Arqom Ibn Abi Arqom. Rumah Al-Arqom
ibn Abi Arqam adalah tempat pertama berkumpulnya kaum muslimin beserta
Rasulullah untuk beajar hokum-hukum dan dasar-dasar ajaran Islam. Rumah ini
merupakan lembaga pendidikan pertama atau madarasah yang pertama sekali dalam
Islam, adapun yang mengajar di lembaga tersebut adalah Rasulullah sendiri.
ü Periode
Madinah
1. Kuttab
Kuttab berasal
dari bahasa Arab Katattib yang berarti “Mengajar Menulis” tempat belajar yang
lahir pada masa awal Islam. Pada awalnya kuttab berfungsi sebagai tempat
memberikan pengajaran, menulis, dan membaca pada anak-anak.
2. Masjid
Masjid, sebagai
kegiatan Nabi Muhammad SAW bersama kaum muslimin, Nabi secara bersama membina
masyarakat baru, masyarakat yang disinari oleh tauhid, dan mencerminkan
persatuan dan kesatuan umat. Di masjid itulah beliau bermusyawarah mengenai
berbagai urusan, mendirikan shalat berjamaah, membacakan al-qura’an maupun
membacakan ayat-ayat yang baru diturunkan. Dengan demikian, masjid itu
merupakan pusat pendidikan pusat pendidikan dan pengajaran.
3.
Suffah
Pada masa
Rasulullah SAW, shuffah adalah suatu tempat yang telah dipakai utnuk aktifitas
pendidikan. Biasanya tempat ini menyediakan pemondokan bagi pendatang baru dan
mereka yang tergolong miskin. Disini para siswa diajarkan membaca dan
menghapalkan al-qu’ran secra benar, dan diajarakan pula islam dibawah bimbingan
langsung dari nabi. (Ramayulius,2011)
4. Halaqoh,
Halaqoh pada zaman nabi yang
membentuk lingkaran dan Rosulullah menjelaskan pendidikan Islam.
PADA MASA KHULAFAURRASYIDIN
ü Khalifah Abu Bakar RA
1. Kuttab,
Pada masa Abu Bakar lembaga
pendidikan mencapai tingkat kemajuan yang berarti. Kemajuan lembaga kuttab ini
terjadi ketika umat muslim telah menaklukan beberapa daerah dan menjalin kontak
dengan bangsa-bangsa yang lebih maju lembaga
pendidikan ini menjadi sangat penting sehingga para ulama berpendapat
bahwa mengajarkan Al-Qur’an merupakan fardhu kifayah. Materi pendidikannya:
membaca, menulis dan menghafal Al-Qur’an , pokok-poko agama seperti keimana, ibadah,
akhlak dan muamalat.
2. Masjid,
Merupakan lembaga pendidikan lanjutan
setelah anak-anak tamat belajar dari kuttab. Di masjid ini ada dua tingkat
pendidikan, yaitu tingkat menengah dan tingkat tinggi. Yang membedakan kedua
tingkat tersebut adalah tingkat menengah, gurunya belum mencapai status guru besar. Sedangkan pada tingkat tinggi, pengajarnya
adalah ulam yang mempunyai pengetahuan yang mendalam dan integritas kesalehan
dan keimanan yang diakui oleh masyarakat. Materinya adalah Al-Qur’an dan
tafsirnya, hadis dan syarahnya serta fiqh.
ü
Khalifah Umar
Bin Khattab
Lembaga pendidikan pada masa khalifah Umar bin Khattab, sama
dengan masa Abu Bakar yaitu Masjid dan
Kuttab. Namun dari segi kemajuan pendidikan begitu pesat, sebab selama Umar
bin Khattab pemerintah Negara dalam keadaan stabil dan aman, hal ini
menyebabkan ditetapkannya masjid sebagai pusat pendidikan, dan juga
terbentuknya pusat-pusat pendidikan di berbagai kota.
Kuttab, Materi
pendidikan pada masa Umar bin Khattab adalah materi pada kuttab pada masa Abu
Bakar dan di tambah dengna beberapa mata pelajaran dan keterampilan. Ketika
Umar bin Khattab di angkat menjadi khalifah, ia menginstruksikan pada pendidik
agar anak-anak di ajarkan: berenag, mengendarai onta, memanah, membaca,
menghafal syair-syair yang mudah dan pribahasa. Materi pendidikan pada tingkat
menengah dan tingkat tinggi terdiri dari adalah Al-Qur’an dan tafsirnya, hadis
dan syarahnya serta fiqh (tasyri). Ilmu-ilmu yang berkaitan dengan duniawi dan
ilmu filsafat belum dikenal pada masa itu.
ü
Khalifah Usman Bin Affan RA
Pada
masa khalifah Usman bin Affan Pelaksanaan pendidikan yaitu di pusatkan pada Masjid dan Kuttab, akan tetapi pada
masa ini pendidikan diserahkan pada masyarakat, dengan masyarakatla yang lebih
banyak inisiatif dalam melaksanakan pendidikan termaksud pengangkatan para
pendidik. Walaupun demikian ada usaha yang sangat cemerlang yang menentukan
yang dilakukan Usman bin Affan, yang sangat besar pengaruhnya terhadap
pendidikan islam dimasa yang akan dating, usaha tersebut adalah terjadinya
kodifikasih al-quran.
ü Khalifah Ali bin Abi Thalib
Pada masa Ali
bin abi Thalib tidak terlihat perkembangan pendidikan yang berarti karena pada
masa ini telah terjadi kekacawan politik dan pemberontakan, sehingga dimasa ia
berkuasa pemerintahannya tidak setabil. Dengan kericuan politik pada masa Ali
berkuasa, kegiatan pendidikan islam terdapat hambatan dan ganguan. Pada saat
itu Ali bin Thalib tidak sempat lagi memikirkan masalah pendidikan sebab
keseluruan perhatianya ditumpakan kepada masalah keamanan didalam
pemerintahanya.
PADA MASA DINASTI UMAYYAH
ü
Pada masa ini didirikan lembaga pendidikan:
1.
Kuttab,
kuttab sebenarnya sudah ada semenjak pada masa khulafah rasidin, namun pada
masa ini kuttab dilaksanakan didekat masjid dan gurunya tidak dibayar. Pada
masa khalifah umayah, kuttab bukan hanya didekat masjid tetapi juga dirumah
guru dan istana.
2.
Istana,
pendidikan diistana tidak hanya tingkat rendah, tapi berlanjut pada pengajaran
tingkat tinggi sebgai mana halaqah, masjid, dan masdrasah. Guru istana
dinamakan muaddib. Tujuan pendidikan istana bukan saja mengajarkan ilmu
pengetahuan bahkan muaddib harus mendidik akal, hati, dan jasmani anak.
3.
Badi’ah,
dengan adanya arabisasi oleh Khalifah Abdul Malik ibn Marwan, maka munculah
istilah Badi’ah yaitu dusun badui di Padang Sahara yang masih fasih dan fmurni
bahasa arabnya sesuai dengan kaidah bahasa arab itu. Akibat dari arabisasi
inilah muncul ilmu qawaid dan cabang ilmu lainnya untuk mempelajari bahasa
Arab. Bahasa arab ini sudah samapai ke Irak, Syiria, Mesir, Libanon, Libya,
Tunisia, Aljazair, Maroko, di samping Sadi Arabia, Yaman, Emirat Arab, dan
sekitarnya di samping Saudi Arabia.
4.
Perpustakaan, Al-Hakam Ibn Nasir (350 H/ 961 M) mendirikan perpustakaan yang besar di
Qutubah (Cordova). Perpustakaan ini tidak hanya dipergunakan untuk membaca buku,
tetapi juga disana disediakan ruangan untuk melaksanakan proses pembelajaran
yang dibimbing oleh para ulama sesuai dengan bidang keahlaiannya.
5.
Bamarista (Rumah Sakit), rumah sakit selain berfungsi untuk mengobati dan merawat
orang sakit, tetapi juga tempat mendidik para calon tenaga medis dan perawat,
dan juga mempelajar ilmu kedokteran.
ü Pola pendidikan pada masa Dinasti
Umayyah
Pada masa daulah
umayyah pola pendidikan bersifat desentralisasi, tidak memiliki tingkatan dan
standar umur. Kajian keilmuan pada priode ini didamaskus, kuffah, mekkah,
madinah, mesir, cordova, dan beberapa kota lainya seperti : bassrah dan kuffah,
damsyik, dan palestina serta fistat. (Bachtiar Zabri
ü Pengembangan
Ilmu Pengetahuan pada Masa Dinasti Umayyah
Di antara ilmu pengetahuan yang
berkembang pada masa itu adalah:
1)
Ilmu Agama,
seperti Al-Qur’an, Hadis, dan Fiqh.
2)
Ilmu Sejarah
dan Geografi, yaitu segala ilmu yang membahas tentang perjalanan hidup, kisah
dan riwayat.
3)
Ilmu
pengetahuan bidang bahasa.
4)
Bidang
filsafat
5)
Seni sastra arab
6)
Seni
kaligrafi dan seni arsitektur (Ramayulius, 2011)
PADA MASA DINASTI ABBASIYAH
ü
Pada masa Abbasiyah sekolah-sekolah
terdiri dari beberapa tingkat, yaitu:
1. Tingkat sekolah rendah,
Namanya Kuttab sebagai tempat belajar
bagi anak-anak. Di samping Kuttab ada pula anak-anak belajar di rumah, di
istana, di took-toko dan di pinggir-pinggir pasar. Adapun pelajaran yang
diajarkan meliputi: membaca Al-Qur’an dan menghafalnya, pokok-pokok ajaran
islam, menulis, kisah orang-orang besar islam, membaca dan menghafal
syair-syair atau prosa, berhitung, dam juga pokok-pokok nahwu shorof ala
kadarnya (Badri Yatim, 2000)
2. Tingkat sekolah menengah
yaitu di masjid dan majelis sastra dan ilmu pengetahuan
sebagai sambungan pelajaran di kuttab. Adapun pelajaran yang diajarkan melipuri:
Al-Qur’an, bahasa Arab, Fiqih, Tafsir, Hadits, Nahwu, Shorof, Balaghoh, ilmu
pasti, Mantiq, Falak, Sejarah, ilmu alam, kedokteran, dan juga music.
3. Tingkat perguruan tinggi,
Seperti Baitul Hikmah di Bagdad dan
Darul Ilmu di Mesir (Kairo), di masjid dan lain-lain. Pada tingkatan ini
umumnya perguruan tinggi terdiri dari dua jurusan:
1)
Jurusan
ilmu-ilmu agama dan Bahasa Arab serta kesastraannya. Ibnu Khaldun menamainya
ilmu itu dengan Ilmu Naqliyah. Ilmu yang diajarkan pada jurusan ini meliputi:
Tafsir Al-Qur’an, Hadits, Fiqih, Nahwu, Sharaf, Balaghoh, dan juga Bahasa Arab.
2)
Jurusan
ilmu-ilmu hikmah (filsafat), Ibnu Khaldun menamainya dengan Ilmu Aqliyah. Ilmu
yang diajarkan pada jurusan ini meliputi: Mantiq, ilmu alam dan kimia, Musik,
ilmu-ilmu pasti, ilmu ukur, Falak, Ilahiyah (ketuhanan), ilmu hewan, dan juga
kedokteran (Musyrifah Sunanto, 2004).
ü Perkembangan
ilmu pengetahuan di masa Abbasiyah
Pada masa abbsiyah ini terdapat perkembangan ilmu
pengetahuan, antara lain sebagai berikut:
1.
Menerjemahkan
buku-buku dari bahasa asing (Yunani,Syiria Ibrani, Persia, India, Mesir, dan
lain-lain) ke dalam bahasa Arab. Buku-buku yang diterjemahkan meliputi ilmu
kedokteran, mantiq (logika), filsafat, aljabar, pesawat, ilmu ukur, ilmu alam,
ilmu kimia, ilmu hewan, dan ilmu falak.
2.
Pengetahuan
keagamaan seperti fikih, usul fikih, hadis, mustalah hadis, tafsir, dan ilmu
bahasa semakin berkembang karena di zaman Bani Umayyah usaha ini telah
dirintis. Pada masa ini muncul ulama-ulama terkenal seperti Imam Abu Hanifah,
Imam Malik, Imam Syafi’I, Imam Hambali, Imam Bukhari, Imam Muslim, Hasan Al
Basri, Abu Bakar Ar Razy, dan lain-lain
3.
Sejak
upaya penerjemahan meluas, kaum muslim dapat mempelajari ilmu-ilmu ilmu-ilmu
itu langsung dalam bahasa arab sehingga muncul sarjana-sarjana muslim yang
turut memperluas peyelidikan ilmiah, memperbaiki atas kekeliruaan pemahaman
kesalahan pada masa lampau, dan menciptakan pendapat-pendapat atau ide baru (Zuhairini,
Moh. Kasiran. Dkk,
1985)
Pada intinya lembaga-lembaga pendidikan yang
didirikan pada pada masa masa rosulullah saw. Yaitu berupa masjid,suffah
dan halaqoh. Pada masa khulafaur rosydin lembaga-lembaga pendidikan tidak jauh
berbeda dari masa rosullullah saw. yaitu berupa masjid,suffah,halaqoh, dan
kuttab atau maktab,,selanjutnya pada masa bani umayyah disinilah mulai banyak
didirikan lembaga-lembaga yaitu diantarnya, madrasah mekah,madrasah madinah,madrasah
kuffah,madrasahkuffah,madrasahdamsyik(syam),madrsah fistat(mesir).selanjutnya
pada masa abbasiyah lembaga-lembaga pendidikanb lebih maju yaitu diantaranya.
Madrasah baitul hikmah,madrasah nidhamiyyah,majlis munadaroh,rumah
sakit,gedung perpustakaan.
- Metode Pendidikan Pada Masa Rasulullah, Khulafaurrasyidin, Dinasti Umayyah dan Dinasti Abbasiyah
Pada Masa Rasulullah lembaga pendidikan islam adalah rumah al-Arqam ibn Abi Arqam. Rumah
al-Arqam ibn Abi Arqam adalah lembaga pendidikan pertama atau Madrasah yang
pertama kali dalam islam, pada masa itu metode pendidikan islam dirumah
Al-Arqam sangat sederhana sekali dan pendidikan dilembaga ini dilaksanakan
dalam bentuk ceramah dan kemudian diikuti dengan praktek beragama yang
berkaitan dengan ibadah, terutama ibadah shalat
(Ramayulius, 2011). Metode yang digunakan Rasulullah dalam mendidik sahabatnya
antara lain: (1) metode ceramah, menyampaikan wahyu yang baru diterimanya dan
memberikan penjelasan-penjelasanserta keterangan-keterangannya; (2) dialog,
misalnya dialg antara Rasulullah dengan Mu’az ibn Jabal ketika Mu’az akan
diutus sebagai kadi ke negeri Yaman; (3) diskusi ata tanya jawab, sering
sahabat bertanya kepada Rasulllah tentang suatu hukaum, kemudian rsul menjawab;
(4) metode perumpamaan, misalnya orang mukmin itu laksana satutubuh, bila sakit
salah satu anggota tubuh maka anggota tubuh lainnya akan turut merasakannya;
(5)metode kisah, misalnya kisah beliau dalam perjalanan isra’ dan miraj; (6)
metode pembiasaan, membiasakan kaum muskimin shalat berjamaah; (7) metode
hafalan, misalnya para sahabat dianjurkan untuk menjaga al-Qur’an dengan menghafalnya
(Moh. Untung Slamet, 2005)
Pada Masa
Khulafahurrasydin lembaga pendidikan islam pada masa itu sudah berkembang, lembaga
pendidikannya sama dengan masa abu bakar, pendidikan pada masa itu berada di
bawah pengaturan Guburnur. Disamping itu kemajuan dalam bidang pendidikan juga
terdapat kemajuan berbagai bidang, seperti pos pengiriman surat, kepolisian,
baitul mal, dan sebagainya. Pada
masa khulafaur rosyidin metode-metode yang digunakan yaitu dengan
membaca,menulis dan menghafalkan,diskusi atau
Pada
Masa Dinasti Umayyah dan Dinasti Abbasiyah, pada masa umayyah dan abbasiyah,tidak bjauh beda dari
sebelumnya yaitu menulis,ceramah, menghafal,diskusi kelompok,halaqoh,halaqoh
dan lain sebagainya.
III.
Apa
kelemahan dan kelebihan pendidikan Islam pada masa tersebut, beserta solusi
dari anda?
Pada Masa Rosulullah Saw
Kelemahan pada masa rosullah saw yaitu pendidikan lebih
banyak bertumpu kepada rosullah sehingga para sahabat yang jauh dengan rosulullah
akan sedikit ketinggalan informasi disbanding yang dekat. Selain belum ada
pembagian jenjang atau kelas.
Sedangkan kelebihannya adalah dimana rosullah saw mengajar
dan memberi contoh teladan yang baik bagi para sahabat dan terjadi hubungan
langsung antara ara sahabat dan rosulullah sehinga ini berpengaruh pada
karakter sahabat.
Solusinya adalah bagaimana para sahabat harus mendekatkan
diri kepada rosulullah kepada rosulullah dan banyak bertanya sehingga
ketinggalan apa-apa yang telah disampaikan rosullah saw.
Pada Masa Khulafu Ar-Rasyidin
Kelemahannya adalah sebagian dari masa pemerintahan
khulafaurrasyidin itu terjadi kekacauan politik. Sehingga menyebabkan
pendidikan Islam pada masa itu di kesampingkan dan membuat pendidikan Islam
belum berkembang pesat daan belum mengacu pada pendidikan umum masih terpaku
untuk pendidikan yang bernuansa Islami.
Kelebihannya, pendidikan pada masa khlufaurrasyidin lebih
mudah di jangkau dan tanggung jawab pendidikan tidak sepenuhnya di bebankan
pada pemerintah. Akan tetapi dalam bidang pendidikan, masyarakat juga mempunyai
andil untuk mengembangkan pendidikan Islam.
Solusinya, pada zaman itu harus menstabilkan politik,
sehingga antara ranah politik dan ranah pendidikan menjadi prioritas utama
untuk memajukan dan mengembangkan pendidikan Islam.
Pada Masa Dinasti Umayyah
Kelemahan Pada masa umayyah pendidikan besifat desentrasi
yaitu bersifat otonomi daerah sehingga ini akan menyulitkan pemerintah pusat
mengontrol pendidikan yang ada. Dan sitem pengajaran masih tidak jauh berbeda
dengan masa khulafaur rosydin.
Adapun kelebihannya yaitu Pemerintah dinasti Umayyah menaruh
perhatian dalam bidang pendidikan. Memberikan dorongan yang kuat terhadap
dunia pendidikan dengan penyediaan sarana dan prasarana. sudah ada
tingkat pengajaran dan sudah dibangun beberapa lembaga pendidikan seperti
madrasah mekah,madrasah madinah,madrasah kuffah,madrasah kuffah,madrasah
damsyik(syam),madrsah fistat(mesir).
Solusinya adalah turun tangannya pemerintah pusat dengat
mengontrol dan mengawasi serta menyediakan kebutuhan-kebutuhan yang dibutuhkan
oleh lembaga pendidikan yang ada di daerah dan serta memberi
pelatihan-pelatiahan kepada guru-guru untuk mengajar dengan metode yang baik.
Pada Masa Dinasti Abbasiyah
Kelemahan pada masa ini yaitu terjadinya terjadi perebutan
kekuasaan antara keluarga bani abbasiyah dan banyak pembrontakan serta konflik
keagamaan yang sangat berpengaruh pada dunia pendidikan dan akibat itu
pendidikan kurang mendapat perhatian sehingga mempelambat pada kemjuan dunia
pendidikan
Adapun kelebihannya yaitu sudah berdiri madrasah madrasa
seperti madrasah nidhmiyah dan sudah banyak perpustakaan yang besar dan
banyaknya buku-buku yang diterjemahkan dalam bahsa arab sehingga ini akan
mempermudah untuk mempelajarinya.
Solusinya adalah bagaimana kita harus menjaga perdamain dan
pemerintah pusat lebih memusatkan perhatiannya pada dunia pendidikan sehingga
nantinya pendidikan akan lebih maju dan secara otomatis Negara akan maju
juga.